Itu adalah cerita positif, dan itu mendorong lingkungan berisiko yang telah bertahan sepanjang hari
New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika laporan sejumlah upaya stimulus di China dan Jerman meredakan kekhawatiran perlambatan parah dalam ekonomi global yang dipicu oleh penurunan imbal hasil obligasi pekan lalu.

Indeks acuan S&P 500 memulihkan sebagian besar kerugiannya setelah inversi singkat kurva imbal hasil antara surat utang pemerintah AS 2-tahun dan 10-tahun pada Rabu (14/8/2019) yang biasanya dipandang sebagai indikator resesi dalam dua tahun ke depan. Setelah jatuh hampir tiga persen pada hari yang sama, S&P 500 telah meningkat selama tiga sesi terakhir.

Bank sentral China meluncurkan reformasi suku bunga utama pada Sabtu (17/8/2019) untuk membantu mengarahkan biaya pinjaman lebih rendah bagi perusahaan. Pada Minggu (18/8/2019), Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz menyatakan bahwa Berlin dapat menyediakan hingga 50 miliar euro (55 miliar dolar AS) pengeluaran tambahan.

Baca juga: Wall Street dibuka menguat seiring harapan perang dagang AS-China reda

"Itu adalah cerita positif, dan itu mendorong lingkungan berisiko yang telah bertahan sepanjang hari," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut. "Investor senang melihat bahwa negara-negara mengakui risiko di luar sana."

Saham-saham juga menerima dorongan karena Washington memperpanjang penangguhan hukuman 90 hari untuk Huawei Technologies China yang masuk daftar hitam oleh pemerintah AS pada Mei, dapat membeli komponen dari perusahaan AS untuk memasok pelanggan yang sudah ada.

Saham Apple Inc memberikan dorongan terbesar untuk tiga indeks utama Wall Street. Presiden Donald Trump mengatakan pada Minggu (18/8/2019) bahwa ia telah berbicara dengan Kepala Eksekutif Apple Tim Cook, yang “membuat alasan bagus” bahwa tarif dapat merugikan Apple.

Indeks teknologi S&P 500 naik 1,6 persen, sedangkan indeks semikonduktor Philadelphia naik 1,9 persen.

"Anda benar-benar melihat beberapa nama yang sensitif terhadap perdagangan berkinerja lebih baik," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi dari Independent Advisor Alliance di Charlotte, North Carolina. "Ini meningkatkan aset berisiko hari ini."

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 249,78 poin atau 0,96 persen, menjadi ditutup di 26.135,79 poin. Indeks S&P 500 bertambah 34,97 poin atau 1,21 persen, menjadi berakhir di 2.923,65 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 106,82 poin atau 1,35 persen, menjadi ditutup di 8.002,81 poin.

Semua dari 11 sektor utama S&P berakhir lebih tinggi. Saham sektor energi terangkat 2,1 persen karena harga minyak naik, memimpin sektor-sektor S&P dalam persentase kenaikan. Mencerminkan sentimen pengambilan risiko (risk-on) pada Senin (19/8/2019), sektor defensif seperti real estat dan utilitas tertinggal indeks yang lebih luas dalam persentase kenaikan.

Mengingat kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi, investor telah mencari isyarat dari Federal Reserve tentang kebijakan moneter. Pada Juli, bank sentral AS memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.

Rilis risalah dari pertemuan kebijakan Fed Juli pada Rabu (21/8/2019), serta pidato Ketua Jerome Powell di simposium Jackson Hole pada Jumat (23/8/2019), mungkin memberikan indikasi apakah bank sentral akan menurunkan suku bunga lebih lanjut, kata para investor.

Saham Estee Lauder Cos Inc melonjak 12,5 persen ke rekor tertinggi karena perusahaan kecantikan itu memperkirakan pendapatan dan laba setahun penuh di atas perkiraan, didukung oleh ledakan permintaan untuk produk-produk perawatan kulit premium di wilayah Asia-Pasifik.

Jumlah saham naik melebihi yang turun di NYSE dengan rasio 2,81 berbanding satu dan di Nasdaq dengan rasio 2,45 berbanding satu.

S&P 500 membukukan 57 tertinggi baru dan satu terendah baru dalam 52 minggu, serta Komposit ​​​Nasdaq mencatat 78 tertinggi baru dan 60 terendah baru.

Volume transaksi di bursa saham AS mencapai 6,28 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,58 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Wall Street ditutup lebih tinggi karena kekhawatiran resesi memudar
Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, investor cerna data terbaru ekonomi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019