Jakarta (ANTARA) - Anggota Tim Kajian Papua LIPI, Rosita Dewi di Jakarta, Senin, mengatakan belum diselesaikannya sejumlah kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua membuat konflik terkait Papua tak pernah selesai dengan baik.

Dalam laporan Tim Kajian Papua LIPI di buku Papua Road Map (2009) terdapat empat sumber konflik di Papua yang salah satunya adalah masih terbengkalainya sejumlah permasalahan HAM masa lalu.

"Selain itu ada juga persoalan sejarah dan status politik, kegagalan pembangunan, dan marjinalisasi," kata Rosita.

Baca juga: LIPI: Pentingnya dialog untuk selesaikan masalah Papua

Baca juga: Khofifah bernyanyi lagu daerah Papua di Surabaya


Menurut dia, hal ini pula yang membuat kejadian seperti persekusi terhadap mahasiswa Papua yang kemarin terjadi di Malang dan Surabaya tak terjadi hanya sekali.

"Kejadian ini bukan yang pertama, kejadian lain seperti di Jogja juga beberapa kejadian lain yang serupa pernah terjadi," kata dia.

Adanya tindakan rasisme pada persekusi itu pun mengundang kemarahan dari mahasiswa dan masyarakat yang ada di Papua dan berbuah demonstrasi besar-besaran.

"Yang terjadi di Sorong, Manokwari ini sebagai bentuk kemarahan atas apa yang terjadi terhadap mahasiswa-mahasiswa Papua yang ada di Malang," ucap dia.

Untuk mengurai masalah yang terjadi saat ini, Rosita menilai perlunya penegakan hukum secara berimbang, tegas, dan adil.

"Pengusutan dilakukan terhadap semua pihak baik mahasiswa Papua maupun pelaku persekusi dan tindakan rasisme. Sementara lebih jauh lagi, penyelesaian masalah di Papua mesti dilakukan secara simultan dan berkesinambungan," ucap dia.*

Baca juga: BANGGA Papua bangun Generasi Emas

Baca juga: Polsek Cengkareng silaturahmi dengan mahasiswa Papua

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019