Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan segera mengevaluasi kurikulum pendidikan mulai SD hingga SMA untuk menyederhanakan jumlah mata pelajaran di masing-masing tingkat pendidikan sekolah di daerah ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan Ngadimun di Banjarmasin, Rabu mengatakan, ada beberapa mata pelajaran SD yang kemudian kembali diajarkan di SMP, begitu juga ada beberapa mata pelajaran SMP yang kembali diajarkan di SMA.
Kondisi tersebut, kata dia, membuat beberapa kurikulum yang disampaikan menjadi mubazir, karena mata pelajaran yang sama harus diulang-ulang pada tingkat pendidikan sekolah, kecuali mata pelajaran yang berkelanjutan.
"Jadi tidak ada mata pelajaran yang kita hilangkan tetapi akan kita sederhanakan dan digabungkan," katanya.
Mata pelajaran apa saja yang bakal digabungkan, kata Ngadimun, saat ini sedang dalam proses evaluasi, jadi belum bisa ditentukan pelajaran-pelajaran yang bakal digabung untuk tingkat SD hingga SMA.
Bahkan, kata dia, mungkin hingga tahun ajaran 2013, penyusunan kurikulum baru tersebut belum tentu selesai.
"Seperti untuk bahasa Inggris tingkat SD, nantinya bisa tetap ada pelajaran untuk muatan lokal," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim, mengatakan penyederhanaan kurikulum ini akan direalisasikan mulai tahun ajaran 2013-2014.
Penyederhanaan kurikulum tingkat SD, dua mata pelajaran, yakni Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tak lagi menjadi mata pelajaran tersendiri seperti yang selama ini berlaku.
Pada kurikulum baru nanti, kata Wamen, mata pelajaran SD hanya ada enam. "Yakni mata pelajaran Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, serta mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Menurut dia, banyak masukan yang menyebutkan bahwa anak SD sekarang itu kalau ke sekolah harus membawa tas besar dan buku yang banyak, padahal pada tingkat SD itu anak-anak cukup belajar tentang ilmu-ilmu dasar.
 Banyaknya buku yang harus dibawa siswa SD juga pernah mendapatkan protes dari beberapa orangtua siswa, karena bukan hanya memberatkan bagi siswa bersangkutan, tetapi tas sekolah juga lebih cepat rusak, katanya/D.(T.U004/B/H-KWR/H-KWR) 31-10-2012 19:36:12 Â