Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Semangat nasionalisme yang dimiliki sebagian masyarakat telah mulai luntur karena pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang telah mentransformasikan pola pikir dan pola tindak.
Untuk itu, perlu upaya masif untuk membangkitkan semangat nasionalisme generasi milenial yang sekarang dalam pola hidup serba instan dan cenderung bebas alias kebablasan.
Para akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pun memberikan sumbang pemikiran kepada Lembaga Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dalam rangka membangkitkan semangat nasionalisme generasi milenial tersebut.
"ULM salah satu perguruan tinggi yang kami gandeng dalam pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik 'Nasionalisme, Warga Negara dan Hak Asasi Manusia'," terang Ketua Lembaga Pengkajian MPR RI Rully Chairul Azwar.
FGD yang berlangsung di Hotel Golden Tulip Galaxy Banjarmasin pada Kamis (15/11) itu menghadirkan tiga orang pakar selaku pembicara utama, yakni Prof Dr M Hadin Muhjad, Dr Ichsan Anwary dan Dr Mohammad Effendy.
Selain itu, ada 20 orang peserta atau pembahas yang mayoritas berlatar Ilmu Hukum dari berbagai perguruan tinggi di Kalsel seperti Rakhmat Nopliardy, Ahmad Fikri Hadin, Dr Erlina, Mirza Satria Buana, Dr Jalaluddin hingga Daddy Fahmanadie selaku moderator.
Mohammad Effendy menyatakan, tiga tema besar yang diangkat dalam diskusi tersebut sangat penting dan saling berkaitan.
Dia mengakui, saat ini sangat terasa semangat nasionalisme menurun. Dimana salah satu faktornya rasa kebersamaan sebagai bangsa mulai pudar.
"Apalagi di tahun politik sangat panas ini saya membaca dan mengikuti media sosial seolah-olah ingin mengkonfrontasikan antara Islam dan NKRI," tutur Ahli Hukum Tata Negara ini.
Pria yang menjabat Dekan Fakultas Hukum ULM periode 2014-2018 ini memaparkan, yang merawat NKRI selama ini justru orang Islam. Sehingga sebagai seorang muslim mencintai tanah air adalah kewajiban.
"Jadi tidak mungkin seorang muslim merusak negaranya sendiri. Upaya mengkonfrontasikan gerakan Islam dan NKRI itu adalah penilaian keliru dan justru mereka itulah yang akan menghancurkan NKRI," jelasnya.
Karena selama ini, ungkap Effendy, konflik yang terjadi bisa diselesaikan melalui pendekatan rasa keimanan dan rasa keagamaan.
"Contohnya konflik Aceh, dengan mengirim orang yang dekat dengan tokoh di sana, maka potensi konflik lebih besar dapat diredam melalui pendekatan kebersamaan dari rasa seagama dan sebagainya," timpalnya.
Effendy menegaskan, merawat kembali rasa kebersamaan adalah kunci utama menumbuhkan semangat nasionalisme. Karena jangan sampai merasa hanya orang atau kelompok tertentu yang menikmati negara ini.
"Dan itu tugas pemerintah dan politisi bagaimana meratakan kembali perasaan kesejahteraan ini," tandasnya.
Di sisi lain, diharapkan para akademisi dapat mengambil bahan hasil diskusi tersebut untuk diwacanakan kembali kepada mahasiswa agar generasi muda memahami permasalahan bangsa saat ini dengan melihatnya secara rasional, sehingga kedepan negara ini semakin baik.
Akademisi ULM sumbang pemikiran bangkitkan semangat nasionalisme generasi milenial
Jumat, 16 November 2018 18:38 WIB
ULM salah satu perguruan tinggi yang kami gandeng dalam pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik 'Nasionalisme, Warga Negara dan Hak Asasi Manusia