Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina mengakui, program smart city atau kota pintar berbasis daring di kotanya belum memenuhi kesempurnaan, karena baru smart di pemerintahan.
Menurut dia, program smart city yang dibangun pemerintah kota sejak 2017 lalu sebenarnya sudah dapat dirasakan besar manfaatnya oleh masyarakat, namun diakui baru sekitaran berurusan dengan pemerintahan.
"Smart di pemerintahan itu seperti ada orang ingin berurusan ke kelurahan tinggal mengunduh aplikasi si Palui, ada sebelas item surat-menyurat bisa dilayani melalui daring itu, tidak perlu lagi ke kelurahan," tuturnya.
Hal ini, kata dia, salah satu kemudahan yang diberikan program smart city ini, selain ada program-program lain di semua pelayanan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
"Termasuk juga untuk keterbukaan anggaran, semua bisa melihat didalam aplikasi melalui Android," tuturnya.
Dia mengemukakan, pemerintah kota berencana akan menggandeng pihak swasta untuk memperluas cakupan program smart city ini, diantaranya memperbanyak titik gratis WiFi.
"Banyak lagi program yang ingin diciptakan dalam mengembangkan smart city di kota ini," paparnya.
Ibnu Sina menyatakan, bahwa pondasi program smart city ini sudah cukup kuat pihaknya bangun, hingga kedepannya akan terus berkembang, meski kepemimpinan akan berubah.
Apalagi, tuturnya, Kota Banjarmasin masuk dalam 100 kota di Indonesia yang mendapat dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dalam program smart city ini.
"Bahkan kita berupaya untuk masuk 10 besar kota yang maju program smart city di tahun 2019," ujar Ibnu Sina.
Smart City Banjarmasin baru smart di pemerintah
Rabu, 31 Oktober 2018 19:52 WIB