Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 yang diselenggarakan di Kalsel, tidak hanya berdampak positif terhadap pembangunan sektor pertanian dan ekonomi kerakyatan, tetapi lebih dari itu.
Dibukanya lahan tidur ribuan hektar di Desa Jejangkit yang 18 Oktober mendatang menjadi tempat puncak peringatan HPS, juga sangat berdampak pada kurangnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) .
Seperti diketahui, Kalsel merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sangat rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan, terutama musim kemarau melanda.
Salah satu daerah yang menjadi langganan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau adalah di Desa Jejangkit, Kabupaten Batola.
Menurut Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, masyarakat Jejangkit, Batola, begitu gembira karena merasakan dampak yang positif dari HPS terhadap kebakaran lahan.
“Biasanya setiap kali musim kemarau, maka akan terjadi kebakaran lahan di Jejangkit, hingga berakibat pada kabut asap,” jelas gubenur.
Ditambahkan gubernur yang akrab disapa Paman Birin ini, kebanyakan lahan yang terbakar adalah lahan tidur, lahan yang tidak digarap.
“Sejatinya, lahan yang terbakar ini adalah lahan tidur. Untuk itu, HPS 2018 ini adalah momentum bagi kita untuk Bergerak membangunkan raksasa tidur,” katanya.
Nyaris senada juga dikemukakan Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin. Sebelum ditetapkan menjadi lokasi peringatan HPS, lahan yang terbakar biasanya mencapai 30%. Namun kini hanya 11%
Gubernur : Berkat HPS, Karhutla di jejangkit berkurang
Senin, 15 Oktober 2018 14:21 WIB
Biasanya setiap kali musim kemarau, maka akan terjadi kebakaran lahan di Jejangkit, hingga berakibat pada kabut asap