Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Deputi Bidang Statistik Sosial Statistik Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan upaya pengembangan hilirisasi industri di Kalimantan Selatan terkendala pada pengembangan infrastruktur dan belum adanya konsistensi kebijakan dalam mendukung sektor tersebut.
Hal itu disampaikan Margo Yuwono usai menjadi "keynote speak" pada rapat konsultasi analisis ekonomi regional PDRB se Kalimantan 2018 di Banjarmasin, Rabu.
Menurut dia, mahalnya pembangunan infrastruktur di Kalimantan Selatan dan Kalimantan pada umumnya, menjadi salah satu faktor penghambat, sehingga hilirisasi masih belum bisa dilaksanakan dengan maksimal.
Pernyataan Margo tersebut menanggapi tentang rencana pembangunan jangka panjang pemerintah pusa, yang bakal menjadikan Kalsel sebagai pusat industri pertambangan.
"Banyak kendala untuk segera mewujudkan program tersebut, selain masalah infrastruktur, juga karena SDM yang belum memadai serta faktor-faktor lainnya," katanya.
Kondisi tersebut, tambah dia, membuat nilai tambah perekonomian masyarakat terhadap industri terutama batubara, sawit dan sektor unggulan lainnya, masih kecil.
Namun demikian, tambah dia, ke depan Kalsel harus segera mengupayakan pertumbuhan ekonomi nontambang, baik itu, hilirisasi industri dengan terus meningkatkan infrastruktur, maupun sektor lainnya baik itu pertanian, pariwisata bahkan juga ekonomi digital.
Bonus demografi, berupa tingginya angka angkatan kerja, menjadi potensi yang luar biasa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital.
"Memang untuk sektor pariwisata penetrasi terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat kecil, di bawah dua persen, begitu juga dengan ekonomi digital," katanya.
Sehingga, tambah dia, Kalsel dan Kalimantan umumnya, tetap belum bisa meninggalkan sektor sumber daya alam, yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
Margo menyarakan, kedepan agar penggunaan APBN maupun APBD diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia guna menunjang sektor pariwisata dan ekonomi digital tersebut.
"Ketika sumber daya alam yang masih bisa digunakan dengan cara bijaksana, kita berharap hasilnya akan dimanfaatkan ke infrastuktur guna mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi digital," katanya.
Kepala Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Nurul Fajar Desira mengatakan, rencana pengembangan industri baja di Kabupaten Tanah Bumbu dan Jorong, terkendala pada anjloknya harga produksi yang dihasilkan industri tersebut.
"Saat ini, dua kawasan industri tersebut sudah masuk dalam program pengembangan strategis nasional, tapi khusus di Tanbu, banyak kita arahkah ke sektor perkebunan," katanya.
Sedangkan untuk industri baja, perlahan akan kembali ditata, sambil menunggu perkembangan.
Kebijakan hilirisasi industri Kalsel terkendala infrastruktur
Kamis, 11 Oktober 2018 9:57 WIB
Banyak kendala untuk segera mewujudkan program tersebut, selain masalah infrastruktur, juga karena SDM yang belum memadai serta faktor-faktor lainnya