"Satu anak yang meninggal akibat diserang nyamuk demam berdarah itu terjadi pada bulan Januari, domisilinya di wilayah Banjarmasin Barat," ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Dia menyatakan, pada bulan Januari 2018 lalu penyebaran penyakit DBD yang diakibatkan nyamuk jenis aedes aegypti ada sebanyak empat kasus, di mana satu diantaranya meninggal dunia.
"Yang fostif DBD itu memang masih sedikit, tapi yang mengalami demam dengue (DD) atau hanya mengalami demam tinggi, itu datanya mencapai 90 kasus dari Januari hingga Februari ini," papar Anis.
Menurut dia, kewaspadaan serangan nyamuk demam berdarah ini sudah pihaknya lakukan dengan mensosialisasikan hidup bersih kelapangan atau langsung kemasyarakat.
Bahkan, lanjut Anis, pihaknya juga sudah menyebarkan bubuk pembasti jentik nyamuk kemasyarakat dengan gratis.
Dengan langkah melakukan pewaspadaan penyakit DBD ini, ujar Anis, terbilang di lapangan tidak ada lagi anak atau pasein yang masuk rumah sakit maupun puskesmas yang positif DBD.
"Kalau pada bulan Februari ini DBD di daerah kita negatif, tapi untuk DD masih ada," paparnya.
Dia berharap, dengan sudah terjadinya korban jiwa akibat penyakit DBD ini, masyarakat bisa lebih waspada, sebab musim hujan ini menimbulkan banyak genangan yang memberi tempat nyamuk berkembang biak.
"Jadi saya minta, masyarakat rajin untuk membersihkan lingkunga, tidak membiarkan sampah berserakan, apalagi bekas-bekas kaleng yang bisa menampung air, segeralah kubur," ujarnya.
Selain itu, kata Anis, masyarakat juga harus sigap apabila ada keluarganya atau orang sekitarnya mengalami suhu badan yang panas tinggi, segeralah bawa ketempat pengobatan, hingga dapat diberi pertolongan.
"Sebab kalau terlambat mengobati virsu nyamuk demam berdarah ini, akibatnya vatal, hingga terjadi korban jiwa tersebut," pungkasnya.