"Saya sangat bangga karena saat ini Fakultas Kedokteran ULM sejajar dan bahkan lebih unggul untuk beberapa bidang, dibanding perguruan tinggi besar seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Airlangga (Unair)," kata Rektor ULM Prof Sutarto Hadi, Jumat.
Hal itu dikatakan Sutarto kepada Kantor Berita Antara ketika menerima rombongan mahasiswa Fakultas Kedokteran, yang baru saja menyabet juara tersebut di ruang kerjanya di lantai dua gedung Rektorat ULM di Banjarmasin.
Rektor berharap, prestasi demi prestasi terus ditorehkan mahasiswa ULM. Tak hanya di ajang nasional, dia ingin mahasiswa bisa berbicara banyak di level internasional.
"Fakultas Kedokteran ULM memang unggul dan diakui di tingkat nasional karena sudah sering meraih juara, target kita tentu sekarang lebih tinggi lagi dan rencananya ada ajang Medical Olympiad di Eropa yang diikuti," tutur Sutarto.
Dia juga berharap, apa yang dicapai FK bisa berimbas juga kepada fakultas yang lain, sehingga prestasi bisa merata di seluruh fakultas di ULM, yang pada akhirnya meningkatkan nama universitas terbesar dan kebanggaan warga Kalimantan Selatan itu, di level nasional bahkan dunia.
Sebagai bentuk apresiasi, Sutarto pun menggratiskan uang kuliah untuk semester depan bagi mahasiawa yang juara tersebut. Sedangkan tim lain yang menyabet juara harapan dua, juga mendapat potongan dari biaya sekitar Rp10 juta persemester di Fakultas Kedokteran ULM.
Adapun mahasiswa yang berprestasi tersebut adalah Fransiskus Agmard Marampa Angka dan Apidha Kartinasari. Keduanya tergabung dalam satu tim meraih juara 1 di ajang bertajuk "An Adventure Towards The Human Body atau AORTA" yang dilaksanakan pada 12-14 Januari 2018, di Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas.
FK ULM sendiri mengirimkan tiga tim sebanyak enam mahasiswa. Dan yang masuk babak final ada dua tim. Selain juara pertama, tim kedua juga meraih juara harapan dua atas nama Aldiya Jamila dan Alqis Zhafira Hasibuan serta tim ketiga terdiri dari Anisa Fitri dan Alifta Ridzky Pratitan masuk 20 besar di babak penyisihan.
Kepada Antara, Fransiskus bercerita, saat lomba ada lima tim masuk babak final dari 20 tim terbaik perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yakni ULM ada dua tim dan sisanya Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, UI dan Universitas Airlangga Surabaya.
Kemudian hasil akhir penilaian juri setelah melewati perlombaan yang cukup melelahkan dari pagi hingga sore hari, dengan berbagai pos yang mesti dilalui atau diselesaikan terkait pelajaran anatomi tubuh manusia seperti memeriksa jasad (mayat).
Akhirnya, tim ULM yang diisi Fransiskus dan Apidha berhasil keluar sebagai juara, disusul tim UI, Tim Airlangga, Tim Unissula dan Tim ULM pasangan Aldiya bersama Alqis di juara harapan dua," katanya.
"Kami tak menyangka bisa juara, karena persiapannya hanya satu minggu lantaran bertepatan dengan ujian di kampus," ungkap Fransiskus yang kini duduk di semester lima.
Sementara Apidha mengakui lomba yang diikuti cukup berat lantaran hanya tim terbaik dari hasil seleksi bisa mengikutinya.
"Kami berterima kasih kepada para senior kakak kelas dan dosen pembimbing yang benar-benar membantu hingga kami berhasil," ujar alumni SMAN 1 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu itu.
Gadis kelahiran Tungkaran Pangeran (Batulicin) 22 April 1997 itupun berharap bisa mempertahankan prestasi juara dan berjanji ikut mendorong terus regenerasi di FK ULM yang kini sudah berjalan sangat baik.
"Seperti pesan dosen pembimbing, juara sejati adalah yang bisa mempertahankan juaranya dan bisa mencetak juara baru dari generasi berikutnya dan itulah yang kami lakukan di FK ULM," pungkas mahasiswi berhijab itu.
Saat Rektor menyambut kehadiran rombongan mahasiswa FK ULM yang turut didampingi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FK ULM Dr Edyson dan dosen pembimbing Oski Illiandri, nampak pula Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM Ir Abrani Sulaiman dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Humas Prof Dr Yudi Firmanul Arifin.