"Meski di beberapa daerah di Kalimantan Selatan telah memasuki musim hujan namun Tim Karhutla terus siaga, sebab ada beberapa daerah seperti Kotabaru, diprediksi masih terjadi musim kemarau hingga November," katanya.
Menurut dia, saat ini pihaknya terus meningkatkan koordinasi dan sinergi tim dari berbagai dinas dan instansi terkait, untuk mengantisipasi bencana kabut asap.
Wahyudin mengungkapkan, dibanding tahun-tahun sebelumnya, jumlah titik api di Kalsel terus menurun, hal itu terjadi karena sinergi pencegahan dan penanggulangan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di provinsi ini semakin mantap .
"Hal itu dilihat dari koordinasi antarinstansi dan masyarakat untuk saling bekerja sama dalam penanganan kebakaran lahan dan hutan," katanya.
Semua tim penanganan baik darat dan udara, kata dia, selalu sigap melakukan tugas-tugas lapangan. Begitu juga dengan partisipasi dari seluruh komponen masyarakat untuk menyelamatakan Kalsel dari bahaya kebakaran hutan dan lahan.
Komandan Satgas Karhutla Kalsel, M Syafei K melalui Wakil Komandan Karlahut, Eko Praseteyo mengingatkan masyarakat harus terus mewaspadai kerawanan bencana asap.
Menurut dia, langkah paling utama untuk menangani bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan adalah upaya pencegahan dengan terus mengingatkan masyarakat, untuk tidak membakar lahan dan berhati-hati jika memadamkan kebakaran lahan.
"Ini juga menjadi perhatian kita semua selaku tim kebakaran lahan dan hutan, jangan sampai saat memadamkan api, justru ada petugas yang terjebak karena kurang mengetahui langkah aman memadamkan api," katanya.
Kasi Kedaruratan Bencana BPBD Kalsel, Saefuddin Dinarja, meminta peran media massa turut membantu upaya pencegahan kebakaran hutan lahan. Tujuannya, agar upaya pencegahan bencana akibat asap bisa diketahui luas seluruh masyarakat.