Menurut Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Viteriner Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian HST Yuhni Arifin Rabu (30/8) di Barabai menyampaikan ketersediaan sapi kurban untuk HST capai 608 ekor dan telah memenuhi syarat.
"Dari data itu jenis sapi Bali sebanyak 340 ekor, sapi Peranakan Ongole (PO) atau sapi lokal sebanyak 238 ekor dan sapi Limousin sebanyak 30 ekor dan yang paling banyak disukai oleh masyarakat kita khusus HST adalah sapi PO yang berwarna putih," katanya.
Dia menyampaikan pihaknya telah melakukan survey dan menerjunkan tim langsung ke lokasi-lokasi peternakan untuk melakukan pemeriksaan baik kesehatan sapi maupun populasi kebutuhan-kebutuhan sapi kurban di setiap kecamatan.
"Pemeriksaan antemortem atau pemeriksaan sapi sebelum dipotong untuk seluruh Kabupaten HST tidak ada ditemukan penyakit-penyakit yang berbahaya atau menular ke manusia seperti cacing pita, cacing hati, Antrax maupun yang lainnya," kata Yuhni.
Kasi Pembibitan dan Produksi Ternak Ahmad Rusaini juga menambahkan untuk harga sapi yang paling banyak terjual dan dicari antara Rp16 juta sampai 17 juta per ekor dengan berat 80 sampai 90 kilogram .
"Prospek perdagangan sapi di HST sangat menjanjikan soalnya dalam setahun kita kekurangan sekitar 1.000 ekor sapi sehingga terkadang memasok dari Pelaihari dan Pulau Jawa," katanya.
Para pedagang sapi di HST ini menurutnya sudah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan sapi di Kabupaten lain misalnya milik H Suhar di Desa Sungai Rangas Kecamatan LAS dengan pesanan dari warga Banjarmasin sebanyak 75 ekor sapi Bali dan 30 ekor sapi jenis limusin.
"Selain itu milik Syahruzi yang beralamat di Kelurahan Pantai Hambawang Barat Kecamatan LAS dengan hewan kurban yang sudah di pesan oleh pembeli adalah 138 ekor sapi Bali dan 42 ekor jenis sapi PO," kata Rusaini.
Lebih lanjut Dia menerangkan untuk meningkatkan pemahaman tentang hewan kurban pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya petugas pemotong dan kelompok-kelompok Handil kurban.
"Materi yang diberikan mulai dari teknik penyembelihan secara islam, perlakukan atau akhlak hewan yang disembelih sampai memilih daging yang bersih atau higienis," katanya.