Banjar, Kalsel (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan menyiapkan langkah-langka mitigasi terhadap bencana banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Banjar Yayan Daryanto di Banjar, Jumat, mengatakan saat ini wilayah setempat berstatus siaga bencana alam, sehingga posko lapangan di daerah rawan bencana alam diaktifkan.
"Kami akan selalu melakukan kegiatan keposkoan berupa patroli, sosialisasi, dan penanganan bila terjadi bencana," ucapnya.
Untuk sementara, posko induk berada di kantor BPBD namun akan disesuaikan dengan kondisi lapangan, terutama di wilayah rawan bencana, seperti Kecamatan Pengaron yang telah dipasangi alat pendeteksi ketinggian air.
Baca juga: BPBD Kabupaten Banjar aktifkan posko di titik rawan karhutla
Ia mengatakan berdasarkan pemantauan sementara, tinggi muka air meningkat di beberapa titik terpantau, antara lain di Kecamatan Cintapuri Darussalam, yakni Desa Banua Hanyar dan Alalak Padang tercatat 110 dan 115 cm.
Ketinggian air Sungai Tabuk Desa Sungai Tabuk Keramat 30 cm serta di Kecamatan Astambul, meliputi Desa Jati Baru dan Mekar, masing-masing 150 dan 120 cm.
"Sedangkan, menurut prediksi BMKG, kita sudah memasuki puncak musim hujan pada November hingga Januari mendatang,” katanya.
Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Rakhmat Dhany bertindak sebagai pembina Apel Siaga Antisipasi Bencana Alam di halaman Kantor BPBD Banjar di Martapura, Jumat.
Baca juga: Tunggul Nangka Kabupaten Banjar terendam banjir satu meter
Kegiatan dihadiri unsur forkopimda, Danlanud Sjamsudin Noor, Kalak BPBD Kalsel, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG, Kepala BWS Kalimantan III, para pimpinan perangkat daerah, camat, danramil, kapolsek, Ketua PMI, ORARI, RAPI, EBR, Apdesi, serta sejumlah relawan dan undangan lainnya.
Bupati Banjar Saidi Mansyur dalam sambutan tertulis dibacakan Asisten Sekda Rakhmat Dhany mengatakan daerah setempat rentan terhadap bencana hidrometeorologi, khususnya seiring datangnya musim hujan.
Risiko bencana tersebut, katanya, bisa mengganggu ketenteraman masyarakat, merusak infrastruktur, serta menghambat laju pembangunan dan perekonomian daerah.
Apel siaga itu, katanya, bentuk kesiapsiagaan dan komitmen bersama terhadap sistem peringatan dini dengan menggerakkan seluruh komponen, mulai dari pemerintah, TNI-Polri, dunia usaha, organisasi masyarakat, relawan, hingga media, untuk memastikan sistem penanggulangan bencana dalam kondisi prima.
Baca juga: Kabupaten Banjar dan Batola dilanda banjir terparah di Kalsel
Ia mengatakan apel siaga juga bertujuan menguji dan memperkuat koordinasi antar-instansi, memastikan kesiapan sarana dan prasarana serta menyamakan persepsi dalam prosedur penanganan bencana.
"Kepada seluruh jajaran pemerintah daerah, saya instruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan serta melakukan pemantauan rutin di wilayah rawan, perkuat infrastruktur dan terus lakukan sosialisasi langkah mitigasi kepada masyarakat,” katanya.
