Banjarmasin (ANTARA) - Nabila Regita Putri Mustafa, mahasiswi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ULM, berhasil masuk dalam 15 besar finalis Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional (Pilmapres) tahun 2025.
Ajang bergengsi ini diselenggarakan di Universitas Diponegoro Semarang pada 25-28 Oktober 2025.
Dalam ajang Pilmapres ini, Nabila, panggilan akrabnya, membawakan sebuah gagasan inovatif bernama Fisora, sebuah sistem intervensi berbasis Mixed Reality dan EEG neurofeedback adaptif yang dikembangkan dalam ekosistem Jaringan Psikolog Nusantara.
Fisora dirancang untuk mencapai dua tujuan besar yang strategis: pertama, memperluas akses dan pemerataan layanan berbasis teknologi melalui integrasi mixed reality, electroencephalogram (EEG), dan artificial intelligence (AI) ke seluruh daerah.
Baca juga: Mahasiswi FKG ULM raih nilai tertinggi nasional pada uji kompetensi
Baca juga: ULM duduki peringkat 9 nasional terbaik kinerja penelitian bidang PAUD
Kedua, menguatkan kapasitas psikolog dan sistem nasional melalui pelatihan, sertifikasi, dan integrasi Fisora dalam kebijakan dan layanan kesehatan nasional, termasuk BPJS Kesehatan.
Ide Fisora lahir dari kegelisahan Nabila terhadap fenomena anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang sering mendapat stigma negatif dari masyarakat.
"Si anak nakal dan hiperaktif, begitulah label yang sering diberikan kepada anak-anak yang sulit duduk diam, sering mengganggu teman, tidak bisa fokus belajar, dan tampak impulsif. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak untuk bertanya: apakah perilaku ini benar-benar bentuk kenakalan, atau sebenarnya teriakan halus dari sebuah kondisi psikologis yang belum dipahami?".
"Pertanyaan mendalam ini mendorong saya ntuk menggali lebih jauh tentang ADHD dan dampaknya terhadap anak-anak Indonesia,” ujar Nabila.
Ketika Nabila menelusuri data lebih lanjut, ia menemukan fakta yang mengkhawatirkan, angka diagnosis ADHD di Kalimantan Selatan relatif kecil.
Baca juga: 2.266 mahasiswa ULM raih prestasi nasional dan internasional
Namun, realitas di lapangan tampak jauh lebih banyak. Angka kecil tersebut bukan karena anak-anak tidak mengalami ADHD, melainkan karena banyak kasus yang belum terdata dan terdiagnosis.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Indonesia–National Adolescent Mental Health Survey, terjadi disparitas tenaga ahli yang sangat ekstrem.
Saat ini, satu psikolog klinis harus melayani hingga 90.000 penduduk, padahal mengacu pada standar WHO, rasio ideal adalah 1 psikolog untuk setiap 30.000 penduduk.
Akibat disparitas ini, banyak anak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan intervensi yang tepat waktu. Mereka terus dianggap "nakal" atau "tidak bisa fokus", padahal bisa jadi sedang berjuang dengan kondisi neuropsikologis yang membutuhkan pendekatan profesional dan terukur.
Sebelum lolos dalam 15 besar finalis Pilmapres, Nabila telah menunjukkan dedikasi dan keunggulan akademik melalui berbagai pencapaian bergengsi.
Pada tahun 2025, Nabila meraih penghargaan Runner Up 2 dalam Saraswati International Competition Vol III, kemudian menjadi Juara 1 pada Lomba The 2nd Teknokrat International Competition on Art and Education, dan juga menjadi Juara 1 dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi ULM.
Prestasi-prestasi ini membuktikan konsistensi Nabila dalam mengembangkan diri dan memberikan kontribusi nyata di bidang akademik dan penelitian.
Selain prestasi akademik, Nabila juga aktif berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial yang bermakna.
Ia telah melaksanakan psikoedukasi tentang kesehatan mental dan isu-isu keagamaan dalam konteks budaya Banjar, Nabila juga memberikan pendampingan psikologis awal bagi para penyintas bencana banjir, menunjukkan komitmen humanitasnya dalam membantu masyarakat yang sedang mengalami trauma dan kesulitan.
Lebih lanjut Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri menyatakan pencapaian Nabila yang lolos menjadi 15 besar finalis Pilmapres Nasional adalah bukti nyata dari komitmen Universitas Lambung Mangkurat dalam menghasilkan mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa inovator dan kepemimpinan sosial.
Fisora merupakan kontribusi nyata untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan akses layanan dan diagnosis ADHD yang lebih inklusif.
Universitas Lambung Mangkurat senantiasa mendukung dan bangga dengan karya dan dedikasi para mahasiswa yang terus berinovasi untuk masa depan yang lebih baik.
