Kandangan (ANTARA) - Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan (Wabup HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel), H. Suriani menyebutkan Tari Banjar bukan sekadar gerak tubuh atau hiburan semata, melainkan ungkapan nilai-nilai kehidupan dan kearifan lokal masyarakat Banua.
“Melalui tarian, kita dapat melihat semangat gotong royong, kelembutan budi, kesopanan, serta kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat HSS dan Kalsel pada umumnya,” ujar Suriani di Kandangan, Kabupaten HSS, Rabu.
Baca juga: Pemkab HSS dukung eksistensi pesantren bentuk karakter dan akhlak bangsa
Diketahui, Suriani sempat menghadiri kegiatan revitalisasi Tari Banjar di Ballroom Mal Pelayanan Publik HSS.
Kegiatan tersebut digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten HSS bekerja sama dengan Sanggar Seni Karamunting serta Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kalimantan Tengah dan Kalsel.
Menurut Suriani, pelestarian seni tari daerah memiliki makna strategis dalam memperkuat identitas dan karakter generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi.
“Kita patut berbangga, karena masih ada kepedulian dan semangat kuat dari dunia pendidikan serta para pelaku seni untuk menjaga warisan budaya leluhur agar tetap hidup dan berkembang,” ujarnya.
Wabup Suriani turut mengapresiasi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII dan Sanggar Seni Karamunting atas dukungan mereka dalam pelestarian seni tradisi Banjar.
“Revitalisasi ini tidak hanya menghidupkan kembali bentuk keseniannya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan karakter luhur yang terkandung di dalamnya,” tutur Suriani.
Baca juga: Wabup HSS ajak masyarakat berpartisipasi aktif jaga kebersihan lingkungan
Kepala Disdikbud HSS Ronaldy P Putra mengatakan kegiatan ini merupakan puncak dari program revitalisasi Tari Banjar yang melibatkan pelatihan bagi guru utama sekolah dasar (SD) di HSS.
Pelatihan tersebut berlangsung sejak 24 September 2025 di Sanggar Seni Karamunting dengan delapan kali pertemuan.
Materi meliputi dua tari khas Banjar, yakni Tari Babarian dan Tari Langkah Solawat, hasil kreasi berbasis gerak tradisi Banua.
“Sebanyak 10 guru utama dari berbagai SD negeri mengikuti pelatihan dengan bimbingan langsung dari koreografer berpengalaman, agar memahami teknik gerak sekaligus filosofi budaya di balik tarian,” kata Ronaldy.
Ia menjelaskan, setelah pelatihan para guru akan menularkan pengetahuan tersebut kepada siswa di sekolah masing-masing.
Pementasan yang digelar hari ini menjadi bentuk nyata keberhasilan program revitalisasi tersebut.
Baca juga: Wabup HSS buka pendampingan penataan kelembagaan Setda
