Tanjung (ANTARA) - Festival Panggang "Kaluk" Haruan di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan menjadi ajang pelestarian dan edukasi kuliner khas masyarakat setempat, khususnya olahan ikan haruan (Channa striata) dengan teknik pemanggangan tradisional "kaluk".
CSR Department Head PT Adaro Indonesia Iwan Ridwan menyampaikan festival daam rangka memeriahkan. HUT ke-80 RI ini mampu memperkuat identitas budaya sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat.
Baca juga: Pemkab Tanah Laut lestarikan tradisi dan budaya masyarakat Banjar
“Festival ini tidak hanya mempromosikan kuliner khas daerah namun memperkuat ekonomi kreatif masyarakat. Semoga kegiatan ini terus berkembang dan menjadi daya tarik wisata,” ujar Iwan di Batola, Jumat.
Teknik pemanggangan tradisional "kaluk" merupakan metode memasak ini tanpa melepas sisik ikan, sehingga kulit tidak gosong dan daging matang merata.
Ikan yang sudah dipanggang ditambah racikan bumbu khas serta sambal pendamping yang menjadi ciri khas kuliner Barito Kuala.
Pelaksanaan Festival Panggang Kaluk Haruan telah memasuki tahun kedua dan bagian dari Barito Kuala Serumpun Festival dengan dukungan penuh PT Adaro Indonesia.
Tahun ini panitia mengangkat tema “Bakaluk Haruan” yang menggambarkan cara memanggang ikan haruan dengan posisi melengkung di atas bara api, menghasilkan aroma dan cita rasa unik.
Acara dihadiri Staf Ahli bidang sosial kemasyarakatan Husaini, Muspika Kecamatan Kuripan dan perwakilan management PT Adaro Indonesia Bapak Iwan Ridwan (CSR Department Head), Yuri Budhi Sujalmi (Section Head), Bahmi dan Darmawati selaku PIC bidang Sosial Budaya.
Selain lomba memasak, rangkaian acara juga dimeriahkan pertunjukan seni tradisional, serta bazar kuliner yang diikuti sembilan kelompok peserta dari sembilan desa di Kecamatan Kuripan.
Ketua Panitia Hasan Noor, A.Md., mengatakan festival bukan sekadar lomba memasak, melainkan bentuk nyata upaya melestarikan warisan leluhur.
“Kami berharap ke depannya festival ini bisa lebih besar lagi dengan melibatkan lebih banyak pihak,” ujarnya.
Sementara itu, Bambang Sudaryanto, Staf Bidang Budaya dan Lingkungan Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN), menilai festival ini memiliki nilai penting bagi generasi penerus.
“Melalui Festival Panggang Kaluk Haruan, generasi muda tidak hanya menikmati sajian kuliner tetapi juga mendapatkan ruang belajar yang berharga untuk memahami dan melestarikan warisan budaya lokal mereka,” ujarnya.
Baca juga: Banjarmasin contributes to success of 2025 Floating Market Festival
Keunikan festival ini terlihat pada prosesi kaluk haruan, yakni ikan yang dipanggang dalam posisi melengkung di atas kayu bakar, menimbulkan aroma dan rasa khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kuliner.
Dengan tingginya antusiasme warga dan pengunjung, Festival Panggang Kaluk Haruan diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang semakin dikenal luas, sekaligus memperkuat identitas budaya Kuripan sebagai daerah kuliner tradisional di Barito Kuala.
