Banjarmasin (ANTARA) - Tuan Guru Haji Madyan Noor Mar'ie mengungkap rahasia salawat atas atau kepada Nabi Ibrahim alaihi salam (as), dalam tausiyah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Rabu malam.
Pasalnya salawat atas Nabi Ibrahim as selain kewajiban terutama dalam melaksanakan shalat, juga hal cukup mendasar sebuah pembelajaran keteladanan yang Allah sampaikan kepada Rasulullah Muhammad saw, ujar Tuan Guru Madyan.
"Kenapa salawat atas Nabi Ibrahim wajib waktu shalat, Karena tanpa menyertakan salawat atas Nabi Ibrahim, shalatnya tidak sah," lanjut Tuan Guru yang lama menimba ilmu agama di Mekkah-Madinah bergelar "Lc" dan "MA" tersebut.
Sedangkan mengenai keberadaan Nabi Ibrahim sebagai pembelajaran keteladanan, mantan Ketua Persatuan Qari & Qari'ah DKI Jakarta itu mengutip serta menguraikan isi/kandungan Surah Ash Shaffat ayat (102-111).
"Dalam Ash Shaffat ayat (102-111) itu menggambarkan atau menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim seorang hamba Allah yang 'haqul yakin' (yakin seyakin-yakinnya) segala sesuatu milik Nya (Allah), " jelas Tuan Guru Madyan mengutip kandungan ayat-ayat suci Al Qur'an tersebut.
Sebagai contoh atau bukti Nabi Ibrahim seorang hamba Allah yang patuh serta meyakini segala sesuatu milik Nya tergambar dalam riwayat ketentuan pelaksanaan ibadah qurban, lanjut Tuan Guru kelahiran Amuntai (185 km utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) itu.
"Coba renungkan atau bayangkan Nabi Ibrahim melalui mimpi diperintahkan menyembelih 'anak si mata wayang' yaitu Ismail as, beliau laksanakan, karena perintah Allah Swt, walau akhirnya saat pelaksanaan penyembelihan Malaikat Jibril ganti dengan seekor kibas atau domba dari surga, " tambahnya.

Oleh sebab itu, Tuan Guru yang mengaku keponakan almarhum Dr KH Idham Chalid - mantan Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II pada masa Presiden Soekarno tersebut mengingatkan kaum Muslim terutama jamaah Masjid Assa'adah agar membaca tasyahud atau tahyat akhir dengan betul.
Begitu pula pembelajaran keteladanan ketauhidan (ketuhanan) hendaknya menjadi ikutan semua orang Muslim. "Karena, baik secara langsung maupun tidak langsung Allah memerintahkan Rasulullah saw mencontoh ketauhidan Nabi Ibrahim, demikian Tuan Guru Madyan Noor Mar'ie.