Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan meningkatkan penanganan sampah yang bersumber dari pasar tradisional dengan menggiatkan pilah sampah.
Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR di Banjarmasin, Rabu, menyampaikan ada puluhan pasar tradisional yang harus ditangani untuk pengelolaan sampah yang lebih baik.
Baca juga: Banjarmasin cantumkan tiga isu pada RPJMD Provinsi 2025-2029
Tentunya, ungkap dia, sampah-sampah yang bersumber dari pasar tradisional ini menjadi bagian darurat sampah di kota ini sejak penutupan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI sejak 1 Februari 2025.
Upaya untuk keluar dari kondisi darurat sampah, kata Yamin, terus dilakukan maksimal, bahkan dengan digiatkan pemilahan sampah di seluruh kelurahan dan produksi sampah harian di kota ini turun signifikan, dari semula sekitar 600 ton, kini mencapai 300 ton.
"Ini bukti edukasi kita ke masyarakat itu berhasil. Tapi jangan berhenti di sini. Kita harus lebih masif lagi. Banjarmasin bisa jadi kota percontohan pengurangan sampah," katanya.
Dia pun menekankan, penyumbang produksi sampah terbanyak tentunya dari sektor pasar tradisional, baik sampah organik dan anorganik.
Sehingga harus jadi perhatian penting, kata dia, di mana inovasi dan upaya maksimal harus dilakukan, sehingga lingkungan pasar bersih, sehat dan nyaman bagi pengunjung dan pedagang.
Baca juga: Banjarmasin mulai mampu kendalikan kondisi darurat sampah
"Ekonomi kita sekarang sedang lesu. Jangan sampai pedagang malah lari dari pasar gara-gara beban tarif. Kalau bisa, kita tekan dulu dari anggaran pemerintah. Kita jangan terlalu cepat melempar tanggung jawab ke rakyat," ujarnya.
Yamin meminta Perumda Pasar yang kini memiliki hak penuh bagi pengelola pasar tradisional agar menyusun rencana bisnis lima tahun ke depan yang fokus pada digitalisasi pasar dan pengelolaan sampah mandiri.
Yamin pun menyambut baik langkah proaktif Perumda ini. Dia menegaskan bahwa eksistensi perusahaan daerah harus benar-benar terasa di masyarakat.
"Perumda ini baru, semangatnya juga harus baru. Jangan hanya nama saja yang ganti, tapi pelayanannya tetap seperti dulu. Eksistensinya harus muncul, baik dari SDM, pedagang, sampai bangunan pasarnya," demikian katanya.
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin instruksikan penanganan anak putus sekolah