"Peserta penyandang disabilitas ini terdiri dari satu tunadaksa dan lima tunarungu," kata Wakil Rektor Bidang Akademik ULM Iwan Aflanie di Banjarmasin, Sabtu.
Baca juga: ULM libatkan masyarakat konservasi mangrove berkelanjutan di Kotabaru
ULM telah menyiapkan pendamping bagi peserta penyandang disabilitas untuk membantu mereka sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Iwan menyebut diterimanya penyandang disabilitas untuk mengikuti seleksi menjadi wujud ULM sebagai kampus inklusif dan pihaknya berkomitmen menjadi kampus yang ramah dan menerima semua orang, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan khusus.
"Kampus ini menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, dan tidak mengalami diskriminasi," jelasnya.
Baca juga: Mahasiswa ULM inisiasi "Gala Berlaga" tingkatkan soft skills generasi muda
Saat ini, ULM menjadi perguruan tinggi negeri dengan jumlah mahasiswa berkebutuhan khusus terbanyak kedua nasional setelah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Tercatat ada sekitar 40 mahasiswa ULM penyandang disabilitas tersebar di berbagai program sarjana.
Diketahui sebanyak 10.129 orang berebut masuk ULM di jalur SNBT 2025 yang dilaksanakan melalui metode UTBK, dijadwalkan delapan hari mulai Rabu (23/4) hingga Rabu (30/4). Ada 69 program studi sarjana menjadi pilihan termasuk prodi antropologi sebagai prodi baru.
Tahun ini ULM menyediakan 3.550 kursi untuk mahasiswa baru jalur SNBT, dari total kursi 7.512 untuk mahasiswa baru ULM.
Baca juga: 10.129 orang berebut masuk ULM di jalur SNBT 2025