Batulicin (ANTARA) - Pengamat Kebijakan Publik, Bambang Haryo meminta kepada Pemerintah Indonesia agar lebih bijaksana dalam menyalurkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) kepada masyarakat.
"Saya memandang, subsidi harga BBM petrol 95 atau oktan 95 yang ada di Negara Malaysia lebih murah bila dibandingkan dengan subsidi harga BBM pertalite oktan 90 yang ada di Indonesia," kata Bambang melalui siaran pers Jumat.
Menurut dia, harga petrol 95 yang oktannya setara dengan pertamax plus sebesar 2,05 ringgit atau setara dengan Rp6.844, sedangkan subsidi dari petrol 95 di Malaysia sebesar 0,45 ringgit atau setara dengan Rp1.502. Sehingga harga tanpa subsidi di Malaysia sebesar 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347.
Sedangkan harga BBM di Indonesia khususnya pertalite per Juli 2022 sebesar Rp17.200/liter. Sementara Pertamina mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk pertalite sebesar Rp9.550/liter agar masyarakat bisa membeli dengan harga sebesar Rp7.650/liter.
Artinya harga tersebut dianggap masih jauh lebih mahal dari harga petrol 95 yang ada di Negara Malaysia. Dan subsidi di Malaysia jauh lebih kecil dari pada subsidi BBM bila dibandingkan dengan Negara Indonesia.
"Demikian pula pertalite hanya memiliki oktan 90 sedangkan petrol 95 memiliki oktan 95 sehingga perbedaan petrol 95 dengan pertalite ada lima oktan, padahal penurunan per satu oktan rupiahnya sangat besar," ujar dia.
Dia mencontohkan, misalnya di Malaysia petrol 97 yang mempunyai oktan 97 harga tanpa subsidi adalah 4,55 ringgit atau setara dengan Rp15.192, sedangkan petrol 95 yang mempunyai oktan 95 tanpa subsidi adalah 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347. Sehingga beda dua oktan saja sebesar 2,05 ringgit atau setara dengan Rp6.844 rupiah.
"Berapa tuh rupiahnya kalau perbedaannya lima oktan, artinya pemerintah harus bijaksana lagi dalam menyalurkan subsidi BBM," pungkas Bambang usia melakukan kunjungan di Malaysia.
Bambang Haryo : Pemerintah harus bijaksana dalam menyalurkan subsidi BBM
Jumat, 5 Agustus 2022 12:51 WIB