Batulicin, Kalsel (ANTARA) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) "turun gunung" untuk memaksimalkan penerimaan daerah antara lain melalui relaksasi pajak daerah.
Sebagaimana halnya, anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi turun gunung menyosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
Dalam sosialisasi Perda (Sosper) 5/2011
di Kelurahan Gunung Tinggi Kecamatan Batulicin (260 kilometer tenggara Banjarmasin), Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) Jumat (3/12) sore mengatakan, program relaksasi mendorong masyarakat untuk memaksimalkan penerimaan daerah hingga 21 Desember 2021.
"Hal tersebut tentu inisasi pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel melalui Gubernur H Sahbirin Noor merupakan langkah tepat sebagai pendukung utama optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) di provinsi ini," ujar wakil rakyat yang akrab dengan sapaan Paman Yani itu.
"Kita harapkan program 21/21 Bauntung yang dijalankan dan mampu berjalan maksimal," lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Tanbu tersebut yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar.
Sekedar diketahui, Pemprov Kalsel menetapkan penerimaan total keseluruhan pada Desember 2021 mencapai Rp100 miliar dengan pendapatan sementara sudah sekitar Rp58 miliar.
Terbaru, data Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kalsel melalui Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah Badan terealisasi Rp15 miliar secara akumulasi, sehingga apabila ditotalkan sebesar Rp73 miliar.
Agar mampu tercapai sekitar Rp100 miliar di akhir tahun. Setidaknya, Pemprov Kalsel harus menutupi sisa kekurangan dari penerimaan PAD sebesar Rp27 miliar.
Laki-laki kelahiran Banjarmasin Tahun 1975 mengapresiasi apabila penerimaan program relaksasi 50 persen hingga 21 Desember 2021 atau mampu terealisasi sesuai target penetapan Pemprov Kalsel.
" Kalau memang tercapai ya alhamdulillah, artinya dorongan melalui sosialisasi yang digelar juga berdampak besar terhadap penerimaan sebagai penyumbang PAD)," ujarnya kepada wartawan, usai menggelar Sosper) 5/2011 tersebut.
"Tak bisa dipungkiri, program relaksasi 9 Agustus - 9 Oktober lalu memberikan respon positif meski merangkak, kemudian dilanjutkan 21/21 Bauntung, secara bertahap pergerakannya pun sudah mulai terlihat membaik," demikian Paman Yani.