Banjarmasin (ANTARA) - Kawasan geopark Loksado, Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Provinsi Kalimantan Selatan, ternyata kehidupan masyarakatnya masih mempertahankan tradisi nenek moyang, yakni makanan nasi Humbal, yakni nasi yang dimasak dalam bambu.
Wartawan Antara Biro Kalsel yang melakukan perjalanan ke kawasan sentra wisata andalan Kalsel, Loksado yang berakhir Minggu sempat mencicipi suguhan makanan khas yakni nasi Humbal dan lauknya dari ikan yang juga dimasak di dalam bambu yang disebut, Bapalan.
Makanan tersebut disuguhkan di resort Maratus salah satu resort yang banyak diminati wisatawan yang datang ke kawasan geoprak hutan hujan tropis basah yang juga dinilai sebagai kawasan penghasil oksigen atau paru paru dunia tersebut.
Nasi humbal yakni nasi yang dimasak dengan dibungkus dengan daun lirik yakni jenis tanaman hutan yang banyak tumbuh di kawasan bebatuan geopark Meratus tersebut. Kenapa daun lirik karena budah dibentuk, sementara daun pisang suka robek bila dibentuk.
Caranya beras yang dimasak menjadi nasi Humbal tersebut dibungkus dengan daun lirik, seperti bulatan bulan kecil kemudian dimasukan dalam bambu, tentu bambu yang dipilih adalah jenis bambu buluh karena agak tipis.
Setelah itu bambu di bakar ke api seperti layaknya juga memasak makanan khas Banjar, Lamang. setelah dinilai masak lalu bambu dibuka dan nasi humbal siap disajikan.
Berdasarkan sejarahnya makanan ini tercipta oleh para pemburu binatang di hutan. Saat berburu berhari-hari di hutan, mereka hanya membawa bekal beras, serta bumbu garam, bawang, kemiri, jahe, kunyit, kencur dan gula. Di tengan hutan, pemburu memasak nasi tersebut dengan batang bambu karena bambu banyak tumbuh di kawasan tersebut.
Sedangkan lauknya, mencari ikan di sungai dan dimasak dengan memasukan pula ke dalam bambu. Tradisi memasak nasi Humbal dan lauk Bapalan itu, sampai sekarang masih dilestarikan.
Kawasan Geopark Loksado pertahankan budaya nasi Humbal
Selasa, 26 Oktober 2021 8:15 WIB