Tanjung (ANTARA) - Rencana Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tabalong untuk mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum masih terkendala terbatasnya anggaran menyusul pandemi COVID-19.
Mengingat cakupan layanan PDAM hanya 42,28 persen pada 2020 akibat tidak seimbangnya pertumbuhan pelanggan dengan pertambahan penduduk di 'Bumi Saraba Kawa' ini.
"Kita berharap cakupan layanan air bersih bisa mencapai 80 persen namun selama pandemi peningkatan sarana PDAM tertunda," jelas Wakil Bupati Tabalong Mawardi.
Hal ini disampaikan Mawardi dalam ekspos rencana pengembangan SPAM di Kabupaten Tabalong yang dihadiri jajaran PDAM Tabalong, perwakilan PT Adaro Indonesia dan instansi terkait.
Mawardi juga menyoroti masih rendahnya kualitas air bersih yang diproduksi PDAM khususnya di wilayah perkotaan.
Direktur PDAM Kabupaten Tabalong Abdul Bakhit mengakui keterbatasan jaringan pipa distribusi, kondisi WTP dan pompa yang sudah tua menyebabkan pelayanan air bersih pun belum optimal.
"Sesuai rencana bisnis 2020 - 2024 ada lima hal yang menjadi prioritas kita antara lain terbatasnya jaringan pipa dan kondisi WTP yang sudah tua," jelas Bakhit.
Terkait kuaitas sumber air baku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong Rowi Rawatianice menilai kualitas dan debit Sungai Tabalong makin menurun.
Karena itu PDAM perlu mencari sumber air baku alternatif sehingga tidak hanya mengandalkan Sungai Tabalong.
"Adaro bisa kita libatkan dalam melakukan kajian terkait penyediaan air baku mengingat ada beberapa danau di sekitar lokasi tambang," jelas Rowi.
Termasuk menindaklanjuti wacana pembuatan embung di wilayah Utara agar bisa dimanfaatkan sebagai air baku PDAM.
Wabup : Cakupan layanan PDAM bisa mencapai 80 persen
Rabu, 21 April 2021 19:17 WIB