Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Komisi I DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Dra Hj Rachmah Norlias mengharapkan, mahasiswa di provinsinya menjadi penggerak budaya "Banua" atau daerah sendiri.
Harapan itu saat penyebarluasan atau sosialisasi Perda Nomor 4 Tahun 2017 tentang Budaya Banua dan Kearifan Lokal, ujar Staf Subbag Rumah Tangga Protokol dan Kehumasan Sekretariat DPRD (Setwan) Kalsel Lupi N Adiyatna melalui WA-nya, Senin (12/4) malam.
Selain itu, mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banjarmasin tersebut mengharapkan, agar mahasiswa Kalsel dapat menyebarkan kepada teman dan keluarga dekat, bahwa betapa pentingnya budaya Banua.
Dalam sosialisasi Perda (Sosper) 4/2017 di Aula Kantor Camat Banjarmasin Selatan, Jalan Tembus Mantuil Rt. 22 Banjarmasin, Senin (12/04) itu, "Srikandi" Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menghadirkan mahasiswa "Duta Kampus" Kalsel.
Menurut wakil rakyat yang akrab dengan sapaan Ibu Amah itu, budaya Banua (maksudnya budaya daerah Banjar Kalsel) perlu dilestarikan.
"Karena anak-anak/generasi muda Banjar atau Kalsel banyak tidak tau dengan budaya daerah, sebab mereka saat ini lebih suka bermain gadget ketimbang mengenal budaya lokal, sehingga menyebabkan budaya lokal mulai banyak dilupakan," lanjutnya.
Oleh sebab itu, rencananya sosialisasi Perda 4/2017 akan datang mengundang guru-guru muatan lokal (mulok) yang ada di Kota Banjarmasin secara bertahap, demikian Amah.
Sementara itu, Mukdiansyah, Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin selaku narasumber berpendapat, untuk menjaga kelestarian budaya banua dan kearifan lokal memerlukan rencana arah dan kebijakan berkelanjutan yang bertujuan pada perwujudan bentuk budaya banua dan kearifan lokal.
"Banyak anak-anak negeri kita lebih menyukai budaya luar negeri dari pada budaya negeri kita sendiri. Ini tentu perlu adanya kesadaran pada diri kita, bagaimana kita berkomitmen terhadap berbangsa dan bernegara agar generasi kita selamat dari ideologi budaya luar," ujarnya.
" Untuk melindungi diri kita dari ideologi budaya luar, kita perlu mengimplementasikan sila pertama. Jadi kalau kita mejalankan sila pertama kemungkinan kita bisa terhindar dari ideologi budaya luar," ucap Mukdiansyah.