Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mendukung program peningkatan kualitas perfilman, penyensoran dan sosialisasi budaya sensor mandiri melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI).
"Suatu kehormatan bagi ULM diundang oleh LSF untuk menjadi bagian dari program-program perfilman dan tentunya ULM dapat berkontribusi dalam bidang ini karena karakter bangsa dapat dibangun melalui film," kata Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi saat acara penerapan merdeka belajar di era kampus merdeka dalam perfilman, penyensoran dan sosialisasi sensor mandiri di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta.
Sutarto menyatakan bahwa ULM siap membantu LSF agar memajukan dunia perfilman. Dimana program yang dilakukan oleh LSF untuk melakukan penyensoran film dan iklan film sebelum diedarkan atau dipertunjukkan kepada khalayak umum dan melakukan penelitian dan penelitian judul, tema, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film dan iklan film yang akan meninggal atau dipertunjukkan kepada khalayak umum.
Selain itu pula penyelenggaraan penelitian dan pengabdian masyarakat dan memperluas jejaring dan kemitraan di bidang perfilman, penyensoran dan sensor budaya mandiri.
"ULM salah satu universitas diperhitungkan di kancah nasional. Tidak banyak perguruan tinggi yang diajak kerj sama, hanya 21 perguruan tinggi dari sekitar 4.600 perguruan tinggi negeri dan swasta yang dilibatkan dalam kerja sama yang pertama ini. Kesempatan pertama ini tentunya tidak akan disia-siakan agar ULM dapat berkiprah dan lebih dikenal luas," tutur Sutarto yang hadir didampingi Muhammad Alif, M.Si selaku dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP ULM.
Sementara Ervan Ismail selaku Wakil Ketua Lembaga Sensor Film mengaku Universitas Lambung Mangkurat merupakan universitas tertua di Kalimantan tentunya harus hadir dalam membangun perfilman, khususya di Kalsel.
“LSF merasa perlu dan harus membawa serta ULM pada kegiatan ini, karena ULM memiliki modal sumber daya manusia yang sangat baik. Apalagi di Kalimantan Selatan pada saat ini, industri kreatif di bidang audio visual atau film cukup berkembang," katanya.
Acara yang diselenggarakan selama dua hari dibuka oleh Sekjen Kemdikbud Prof Ainun Na'im dengan agenda diskusi publik yang dihadiri oleh Prof Ir. Nizam M.Sc, selaku Dirjen Dikti Kemdikbud dan Dr Naswardi selaku Ketua Komisi III LSF RI.
Hari kedua dilaksanakan MoU antara LSF dan universitas negeri dan swasta yang disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Muhajir Effendy dan Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid.
Muhajir menyatakan bahwa Indonesia harus mempunyai industri film yang kuat agar menjadi negara adikuasa karena negara kuat akan mempergunakan film sebagai alat propaganda yang efektif.
“Semua negara adikuasa mempunyai industri film yang kuat, seperti Amerika Serikat yang diakui sebagai sumber industri film yang besar. Film merupakan alat yang ampuh mencitrakan suatu negara. Oleh karena itu kita harus mendukung upaya perfilman di Indonesia termasuk LSF," katanya.(Alif/Humas ULM)
Universitas Lambung Mangkurat dukung peningkatan kualitas perfilman
Jumat, 9 April 2021 5:12 WIB
Suatu kehormatan bagi ULM diundang oleh LSF untuk menjadi bagian dari program-program perfilman dan tentunya ULM dapat berkontribusi dalam bidang ini karena karakter bangsa dapat dibangun melalui film