Banjarmasin (ANTARA) - Tim Pakar Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat yang Pengamat Kebijakan Publik Fisip ULM Dr Taufik Arbain, M.Si mengatakan, berdasarkan laporan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat ada 129.628 kasus aktif Covid-19 di Indonesia, sejak rabu 13 Januari 2021.
Angka ini merupakan akumulasi di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk di Kalimantan Selatan meskipun fluktuatif sebagaimana laporan pusat data Tim Penanggulangan COVID-19, namun trennya menaik di mana selama 1-13 Januari kasus baru bertambah 996 orang lebih tinggi dari periode 1-13 Desember 2020 dengan tambahan kasus 901.
Fakta tersebut, tambah dia, sekarang penanganan COVID-19 sangat berbeda kondisinya sejak sebulan terakhir yang hanya mengedepankan 3 M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menghindari Kerumunan), kemudian diikuti adanya sosialisasi kebijakan vaksinasi secara massal serta pemberlakukan PSBB jilid 2.
Namun di kawasan yang mengalami situasi bencana Banjir seperti Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Sulawesi diperlukan penanganan khusus. Tidak sekadar pada objek warga korban banjir, tetapi kewaspadaan kerentanan pada tim relawan yang menangani dan membantu warga yang ditimpa bencana Banjir.
Menurut Taufik, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, pertama, sekalipun tim relawan baik swasta maupun pemerintah telah memenuhi standar bagaimana penanganan warga yang tertimpa Banjir, namun perlu diperhatikan kondisi tim relawan yang perlu menjadi perhatian.
Baik terkait kesehatan mereka, daya tahan tubuh agar selalu fit, pemenuhan protocol kesehatan sehingga kelompok penolong ini tidak rentan tertular COVID-19.
Dikarenakan mereka ini adalah kelompok yang memiliki peluang besar bertemu orang banyak saat menolong warga, dan atau mereka adalah pihak yang berada atau tinggal di kawasan perkotaan yang selama ini berinteraksi dengan banyak orang kemudian mendatangi warga-warga terkena bencana.
Untuk itu, tambah dia, diperlukan semua stakeholder memperhatikan kondisi daya tahan tim relawan ini.
Kedua, pemerintah daerah tidak sekadar focus pada penanganan bencana banjir tentu saja diharapkan tetap bersama-sama semua pihak mengingatkan kewaspadaan pandemi covid yang terus meningkat setiap harinya.
Ada kecenderungan kepanikan warga yang tertimpa bencana lalu melupakan hal-hal terkait protocol kesehatan. Untuk itu kita bersama memastikan daya tahan tubuh tetap di utamakan, selain 3 M.
"Sebab inilah modal termurah dalam menghindari pandemi COVID-19," katanya.
Dinas kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah masing-masing pemerintah daerah bekerjasama dengan pihak terkait perlu memastikan tim relawan, memiliki pengetahuan yang penanganan covid 19 di saat bencana banjir seperti sekarang, apalagi sangat memungkinkan warga yang diungsikan akan berkerumun.
Saran ini disampaikan sebagai langkah penanganan untuk meminimalkan penyebaran covid 19 di masa bencana banjir tahun 2021 yang memiliki curah hujan sangat tinggi.
"Kita semua mafhum bahwa penanganan banjir di masa masa pandemi covid 19 saat ini sangatlah sulit, namun setidaknya ada usaha dan pemikiran yang mendorong pada upaya meminimalisasi kemungkinan terpapar covid 19 di saat demikian baik pada tim relawan maupun warga yang ditimpa bencana banjir," katanya.
.## (Kamis, 14 Januari 2021)
Tim Pakar : Perlu kewaspadaan penangangan banjir di masa pandemi COVID-19
Kamis, 14 Januari 2021 14:00 WIB