Yogyakarta (ANTARA) - Guna memudahkan dan memperluas pemasaran produk dari Kelompok Usaha Bersama di Kota Yogyakarta, Dinas Sosial Kota Yogyakarta menyiapkan alternatif belanja daring Kubelanja.id yang bisa diakses melalui media sosial.
“Kami menyadari jika peran media sosial sangat luar biasa. Makanya, kami mencoba memanfaatkannya untuk membantu pemasaran produk dari Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kota Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Jumat.
Alternatif belanja daring produk KUBE tersebut dapat diakses melalui Instagram, Facebook atau nomor WhatsApp (WA) untuk melakukan berbagai transaksi pemesanan produk dari KUBE.
Untuk saat ini, lanjut Agus, produk yang dipasarkan melalui media sosial tersebut merupakan produk dari 15 kelompok usaha bersama yang sebelumnya juga memperoleh bantuan modal masing-masing Rp15 juta.
“Seluruhnya adalah produk olahan makanan. Produk yang dipasarkan pun sudah dikurasi sehingga kualitasnya baik dan harganya cukup bersaing,” katanya.
Di masa pandemi COVID-19, Agus berharap, sistem berlanja secara daring tersebut akan membantu setiap kelompok usaha bersama untuk bisa bertahan bahkan berkembang lebih baik.
“Kami pun akan berusaha untuk memasukkan kelompok yang sudah terbentuk dalam program Nglarisi yang menjadi bagian dari Gandeng Gendong,” katanya.
Melalui program Nglarisi, kelompok usaha bersama dapat mengambil bagian dalam pemenuhan jamuan makan dan minum dalam berbagai kegiatan yang digelar oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Kelompok usaha bersama yang sudah terbentuk di Kota Yogyakarta beranggotakan 10 hingga 12 warga yang masuk dalam data keluarga sasaran jaminan perlindungan sosial (KSJPS) atau warga kurang mampu di Kota Yogyakarta.
Salah satu indikator keberhasilan program KUBE adalah apabila anggota tidak lagi masuk data KSJPS.
Di Kota Yogyakarta saat ini terdapat 348 KUBE. “Seluruh kelompok yang sudah terbentuk tetap mendapat pendampingan,” katanya.
Sebelumnya, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta Sisruwadi mengingatkan pentingnya komitmen dalam setiap KUBE sehingga usaha yang dijalankan bisa berjalan dengan baik.
“Yang menjadi tantangan adalah mempertahankan komitmen sehingga kelompok yang terbentuk bisa tetap berjalan untuk mengembangkan usaha yang digeluti menjadi semakin besar. Tidak justru berhenti di tengah jalan,” katanya.