Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto tetap menerapkan belajar jarak jauh atau di rumah demi keselamatan anak karena masih ada wabah virus corona atau COVID-19 meski banyak orang tua yang mengeluh.
Menurut Totok di Banjarmasin, Jumat, kondisi saat ini penyebaran virus masih tinggi, tidak memungkinkan digelar proses belajar mengajar tatap muka, karena sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak siswa.
"Karena kita tidak mungkin mengorbankan kesehatan dan keselamatan siswa, mohon ini dipahami masyarakat, moga dapat bersabar melaksanakan proses belajar mengajar anaknya di rumah saja," tutur Totok.
Dia mengakui efektivitas pembelajaran jarak jauh ini tidak sama dengan tatap muka di sekolah antara siswa dan guru, karena belajar jarak jauh ini banyak keterbatasan, hingga harus ada pilihan-pilihan lain.
Diutarakan dia, ada dua pilihan dalam melancarkan proses belajar mengajar jarak jauh ini, artinya tidak semuanya harus daring tapi juga di luar daring.
"Jadi melihat situasi, ada sekolah yang mampu daring, silakan, tapi yang tidak jangan dipaksakan, misalnya di sekolah pinggiran hanya mampu setengahnya, ya di luar jaringan saja," tutur Totok.
Dia pun menyatakan memberi perhatian atas hal ini, bahkan akan mengeluarkan surat edaran agar semua sekolah menganalisa kemampuan orang tua siswa dalam melaksanakan pilihan-pilihan ini.
"Cara seperti ini kita sepakati tadi dengan pihak Komisi IV DPRD kota dalam rapat," ungkapnya.
Tentunya perhatian ini sebagai antisipasi bagi masyarakat yang tidak mampu atau kesulitan melaksanakan proses belajar mengajar di rumah.
Terkait kemungkinan bantuan dari pemerintah atau sekolah untuk meringankan beban masyaratkat terkait pemenuhan kuota internet untuk belajar secara daring, menurut Totok, solusinya bisa dari Dana Operasional Sekolah (BOS).
"Jadi begini, kuota internet itu dalam petunjuk teknis dana BOS yang baru ini, itu boleh dianggarkan untuk sekolahan," tuturnya.
"Kenapa tidak dianggarkan di APBD, karena sulit mengukur kebutuhannya, taruh saja misalnya Rp10 ribu, apakah bisa dijamin itu hanya untuk belajar saja," papar Totok.
Karena sulit mengkalkulasi itu, maka solusinya dengan dana BOS, karena rencana anggaran itu bisa di rubah saat ini.
"Tapi tetap dilihat kemampuan sekolahnya, dana BOS-nya berapa, harus disesuaikan," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, kasus positif COVID-19 di Banjarmasin terus bertambah setiap hari, meski sebagian kelurahan ada yang sudah ditetapkan zona hijau atau sudah mulai nol penyebaran virus corona tersebut.
Kadisdik : Belajar jarak jauh demi selamatkan anak
Jumat, 24 Juli 2020 18:21 WIB
Karena kita tidak mungkin mengorbankan kesehatan dan keselamatan siswa, mohon ini dipahami masyarakat, moga dapat bersabar melaksanakan proses belajar mengajar anaknya di rumah saja