Marabahan (ANTARA) - Melihat api tiba-tiba membesar sejumlah masyarakat serta petugas dari Polri dan TNI melakukan upaya pemadaman dengan melibatkan sejumlah armada pendukung TNI, Polri, Satpol-PP, BPBD, relawan Damkar, dan perusahaan.
Kejadian berlangsung, Jumat (17/7) itu, berawal ketika Tim Gabungan Karhutla Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan melaksanakan patroli gabungan serta penyisiran daerah rawan bencana kebakaran.
Di tengah perjalanan, melalui aplikasi lancang kuning termonitor hotspot di titik kordinat 2 derajat 58’ 45” LS dan 114 derajat 45’ 53” di lahan persawahan dan hutan di Desa Karya Baru Kecamatan Marabahan.
Tim yang mengetahui kejadian itu dengan didukung peralatan secara sigap mendatangi lokasi untuk melakukan pemadaman.
Para petugas yang bergerak terampil akhirnya berhasil menjinakan api yang tadinya berkobar hebat.
Begitulah skenario yang disusun Polres Batola saat menggelar simulasi terpadu dalam penanganan karhutla di halaman Kantor DPRD Batola Jalan Jenderal Sudirman Kompleks Perkantoran Marabahan, Jumat (17/7) pagi.
Sebelum simulasi, terlebih dahulu digelar Apel Kesiapsiagaan Karhutla dipimpin Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor didampingi Kapolres Batola AKBP Lalu Mohamad Syahir Arif dan Dandim 1005 Marabahan diwakili Pasi Ops Kodim 1005/Mrb Kapten M Aziz.
Apel juga dihadiri Ketua DPRD Batola Saleh, Ketua PN Marabahan Yohanes Purnomo Suryo Adi, para Kabag Polres Batola, para Kapolsek dan jajaran Polres Batola, Kasatpol-PP/Damkar M Anjar Wijaya, Kalak BPBD Sumarno itu juga berisi amanat dari Wakil Bupati H Rahmadian Noor.
Rahmadi menilai, Apel Kesiapan dan Simulasi Karhutla sangat penting sebagai bekal persiapan sekaligus bahan evaluasi dalam rangka menghadapi kemungkinan terjadinya bencana maupun karhutla.
Lebih-lebih di Batola sendiri, sebut dia, hampir setiap tahun karhutla melanda beberapa wilayah.
Apel yang diikuti sejumlah pasukan seperti dari Kodim 1005 Marabahan, Polres Batola, Satpol-PP, Damkar, BPBD dan gabungan BPK itu, wabup menjelaskan, kebakaran hutan atau lahan bukan hanya disebabkan gejala alam dengan timbulnya titik-titik hotspot pada musim kemarau melainkan sebagian disebabkan prilaku masyarakat yang membuka dan membersihkan lahan dengan cara membakar yang sangat rentan menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.
Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan serta merubah prilaku pembakaran baik pada saat membuka maupun membersihkan lahan.
Apel Kesiapan dan Simulasi Karhutla ini diakhiri pengecekan alat kesiapsiagaan dari Wakil Bupati H Rahmadian Noor dan Unsur Forkopimda.
Wabup Batola pimpin apel persiapan dan simulasi karhutla
Jumat, 17 Juli 2020 21:37 WIB