Marabahan (ANTARA) - Mempersiapkan ketersediaan pangan dampak pandemi COVID-19, Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor), Selasa (26/5) sore.
Rapat koordinasi di Kediaman Bupati Batola itu melibatkan Sekretaris Daerah (Sekda) H Abdul Manaf, Kepala Bappelitbang H Zulkifli Yadi Noor, Kadiskoperindag Purkan, Kadisbunnak Suwartono Susanto, Kadistan TPH Murniati, dan Kepala DKPP Rahmanuddin serta sejumlah kabid SKPD terkait.
Rakor dihadiri langsung Bupati Hj Noormiliyani AS itu membicarakan sejumlah kesiapan terutama terkait stock pangan untuk penanganan dampak pandemi COVID-19.
Pada rapat tersebut, Bupati Batola Hj Noormiliyani AS memberi arahan agar ketersediaan pangan yang telah dilaporkan Satgas Ketahanan Pangan dapat dipastikan jumlah dan keberadaannya, sehingga saat diperlukan untuk penanganan dampak pandemi COVID-19 dapat direalisasikan sesuai kebutuhan.
Selain itu, ujar dia, data valid terhadap jenis stock diminta disampaikan agar diketahui apakah surplus atau defisit, sehingga bisa diambil langkah cepat untuk penambahan stock baik dengan membeli dari kabupaten/kota di Kalsel maupun luar Kalsel.
Terkait penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi, mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu berpandangan perlu dilakukan operasi pasar, terutama terhadap 11 bahan pangan yang harus tersedia secara lokal Batola.
“Agar operasi berjalan lancar, maka ketersediaan dan kepastian stock pangan harus benar-benar terdetiksi, baik jumlah dan posisi penyimpanannya,” pinta Noormiliyani.
Disebutkan, stock pangan Batola saat ini sebagian berada di lumbung-lumbung milik gapoktan, masyarakat, penggilingan padi, dan resi gudang yang ada di Kecamatan Mandastana dan Anjir Muara.
Ketersediaan pangan terutama beras di Batola, sebut dia, diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Juni 2020.
Sedangkan jenis pangan lainnya seperti jagung, bawang merah, cabe, gula pasir dan minyak goreng, jelas dia, diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan beberapa hari ke depan.
Namun untuk mencukupi ketersediaan, sebut dia, bisa dilakukan sesuai permintaan.
Sementara terhadap ketersediaan produk-produk peternakan seperti daging, telur dan ayam pedanging maupun lainnya, jelas dia, dapat dipenuhi peternak lokal secara mandiri dengan bermitra dan mendatangkannya dari Kabupaten Tanah Laut atau Kabupaten Banjar.
Mengingat Juli 2020 memasuki musim panen padi di lahan sekitar 5.000 hektare milik petani, bupati memberi arahan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) dapat membeli hasil produksi untuk ketersediaan stock pangan.
Di samping itu, ungkap dia, peran Sistem Resi Gudang (SRG) diharapkan dapat dimaksimalkan melalui cara yang tidak membebani para petani dalam menyimpan gabah.
Di kesempatan rakor itu, bupati perempuan pertama di Kalsel juga menyinggung permasalahan lain, di antaranya terkait pinjaman pupuk bersubsidi tanpa bunga, persiapan karantina kecamatan terpilih untuk ditetapkan sebagai karantina kabupaten, penguatan posko-posko perbatasan dan sungai, dan pelaksanaan rapid test massal.
Selain itu, diutarakannya pula upaya untuk membangun kesadaran bersama menghadapi pandemi COVID-19 menuju new normal life, upaya memberdayakan seluruh komponen termasuk alim ulama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh wanita dalam menciptakan suasana ibadah yang lebih sehat tanpa meninggalkan kaidah dan syariat agama serta menciptakan suasana belajar mengajar yang berbeda dengan pembatasan-pembatasan dan seleksi area jajan anak sekolah yang lebih memenuhi standar kesehatan.
Menyangkut pinjaman pupuk bersubsidi tanpa bunga, Noormiliyani mengharapkan, Distan TPH dapat melakukan pendataan terhadap petani yang memiliki hutang (tunggakan terhadap pinjaman pupuk bersubsidi).
“Jika memang terpaksa harus diberikan keringanan atau dibebaskan sekali pun sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah kalau itu memungkinkan kenapa tidak,” katanya sembari meminta untuk mengonsultasikan terlebih dahulu ke BPK.
Menyangkut SRG, Kepala Bappelitbang Batola Zulkifli Yadi Noor menjelaskan, terdapat beberapa kendala diantaranya terkait karakteristik petani lebih memilih menyimpang padinya di lumbung milik sendiri karena menganggap lebih mudah.
Selain itu, lanjutnya, volume produksi relatif kecil sehingga dapat ditampung di lumbung milik pribadi serta jarak domisili yang relatif jauh dari SRG sehingga memerlukan waktu, tenaga, dan biaya untuk menyimpan gabah di Resi Gudang.
Pemkab gelar rapat koordinasi ketersediaan panganhadapi pendemi COVID-19
Rabu, 27 Mei 2020 21:03 WIB
Agar operasi berjalan lancar, maka ketersediaan dan kepastian stock pangan harus benar-benar terdetiksi, baik jumlah dan posisi penyimpanannya,