Pelaihari (ANTARA) - Bupati Tanah laut, Kalimantan Selatan H Sukamta mengatakan, sangat optimis Indonesia bisa swasembada sapi karena lahan pascatambang di Kabupaten Tanah Laut sudah direklamasi dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengembangan sapi.
"Saat ini Indonesia defisit sapi 1,3 juta ekor sapi pertahunnya, namun dengan adanya upaya pengembangan sapi di lahan pascatambang direklamasi saya yakin bisa teratasi, bahkan bisa surplus,"ujar Bupati Tanah Laut H Sukamta, di Pelaihari, Kamis (12/3).
Saat ini, menurut dia, sudah tersedia lahan pascatambang PT Arutmin seluas 248,7 hektare yang dapat digunakan sebagai peternakan sapi di Tanah Laut, namun sayangnya lahan tersebut masih belum diserahkan pemerintah pusat ke Pemkab Tanah Laut karena masih menunggu proses di Kementerian KLH.
Menurut dia, lahan 248,7 hektar sudah direklamasi 100 persen tersebut, apabila diserahkan pemerintah pusat ke Pemkab Tanah Laut dapat dilakukan penggemukan sapi sebanyak 200 sampai 300 ekor untuk tahapan pertama.
"Ini baru satu lahan tambang yang sudah direklamasi milik PT Arutmin di Kecamatan Kintap. Belum lagi lahan lainnya, maka pengembangan ternak sapi dipastikan bisa lebih berkembang," ungkapnya.
Dalam pengembangan penggemukan sapi di Tanah Laut, jelas ia, sangat potensial karena ketersediaan makanan sangat cukup, air dan lainnya sangat tersedia.
Lebih lanjut dia mengemukakan, tidak saja membantu ketersediaan sapi bagi nasional, pengembangan sapi juga memberikan nilai tambah bagi daerah berupa, pendapatan bagi kas daerah.
"Apabila penggemukan sapi ini berhasil, maka saya akan minta gubernur untuk membuatkan peraturan daerah agar lahan pascatambang di Kalsel bisa dijadikan tempat penggemukan sapi," tandasnya.
Bupati yakin Indonesia bisa swasembada sapi
Kamis, 12 Maret 2020 17:14 WIB
Saat ini Indonesia defisit sapi 1,3 juta ekor sapi pertahunnya, namun dengan adanya upaya pengembangan sapi di lahan pascatambang direklamasi saya yakin bisa teratasi, bahkan bisa surplus,