Sebanyak 368 ruang kelas di Tabalong, Kalimantan Selatan kondisinya rusak berat dan 246 ruang kelas masuk kategori rusak ringan.
Hal ini diungkapkan Prof Jumadi, dosen Fakultas Kejuruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universita Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin saat ekspos master plan pendidikan Tabalong 2011-2015.
"Mutu pendidikan sebenarnya dipengaruhi kondisi ruang kelas dan di Tabalong sendiri jumlah ruang kelas yang rusak cukup banyak, mencapai 368 ruang kelas dengan kondisi rusak berat," jelas Jumadi, Selasa (8/3) di Tanjung.
Jumadi merinci dari total ruang kelas mulai tingkat SD/MI hingga SMA/SMK sebanyak 2.341 kelas, hanya 1.727 kelas yang kondisinya baik.
Berdasarkan data pokok pendidikan 2010, kondisi ruang kelas yang rusak terbanyak untuk tingkat sekolah dasar dengan rincian, 157 rusak ringan dan 306 rusak berat.
"Ruang kelas yang kondisinya rusak terbanyak pada tingkat sekolah dasar dan madrasah ibtidayah, artinya jumlah ruang kelas yang perlu diperbaiki cukup banyak," tambah Jumadi.
Selain masih banyak ruang kelas yang rusak, dalam draf master plan yang dibuat tim Unlam bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Tabalong, juga menunjukkan banyaknya sekolah yang belum memiliki fasilitas penunjang seperti perpustakaan dan laboratorium.
Kepala Dinas Pendidikan Tabalong, Drs Erwan SH mengatakan fungsi laboratorium bagi sekolah menengat atas (SMS) sebenarnya sangat vital karena itu diharapkan ke depan sejumlah SMA bisa memiliki laboratorium IPA.
"Selain SMA, fungsi laboratorium juga sangat vital bagi siswa SMK dan saat ini ada beberapa sekolah yang hanya memiliki lab fisik dan kimis, namun belum memiliki lab biologi dan bahasa," jelas Erwan.
Menurut data kepemilikan laboratorium pada SMA di 12 kecamatan tercatat sekolah di Kecamatan Pugaan dan Banua Lawas belum memiliki lab baik fisika, kimia, biologi, bahasa dan komputer.(mia*C)
368 Ruang Kelas Rusak Berat
Senin, 7 Maret 2011 18:08 WIB