Banjarmasin (ANTARA) - Warga masyarakat Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan, agar harga karet kembali naik, tidak seperti sekarang nilai jual di tingkat petani murah.
"Harapan warga masyarakat tersebut disampaikan ketika reses ke Kabupaten Banjar yang merupakan daerah pemilihan (dapil) saya," ujar Hj Syarifah Rugayah SE, wakil rakyat dari Partai Golkar itu menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Rabu.
"Srikandi" Partai Golkar itu mengungkapkan, berdasarkan pengakuan warga masyarakat Kabupaten Banjar tersebut, harga karet sekarang atau belakangan ini pada tingkat penyadap per kilogram hanya berkisar antara Rp3.000 sampai Rp4.000.
"Dengan harga karet murah tersebut, warga masyarakat atau petani karet tidak bisa berbuat banyak. Apalagi harga komoditas lain (termasuk kebutuhan pokok) cenderung naik," ungkapnya.
Oleh sebab itu, menurut wakil rakyat dari kaum hawa/perempuan tersebut, suatu hal yang wajar kalau warga/petani karet mengharapkan kenaikan hasil mereka.
"Jika memungkinkan ada keseimbangan antara jerih payah usaha mereka dengan harga komoditas lain, terutama yang menjadi kebutuhan rumah tangga," ujar wakil rakyat dari Partai Golkar yang memasuki periode kedua sebagai anggota DPRD Kalsel.
Pada hari pertama reses yang berlangsung, 12 - 16 November 2019 itu, wakil rakyat asal Kabupaten Banjar tersebut menemui konstituennya di empat titik antara lain Desa Pulau Nyiur Kecamatan Karang Intan, serta Desa Bincau dan Kelurahan Keraton Martapura.
Dalam pertemuan di Desa Pulau Nyiur itu, warga masyarakat setempat juga memohon pengerukan danau/tanggul yang sudah beberapa tahun tidak lagi bisa mengairi persawahan mereka, karena pendangkalan, demikian Rugayah.
Kabupaten Banjar salah satu sentra perkebunan/produksi karet Kalsel sejak masa Hindia Belanda atau masa kejayaan Kerajaan Banjar pada Abad XVIII.
Warga Banjar harapkan harga karet naik
Kamis, 14 November 2019 8:50 WIB