Banjarmasin (ANTARA) - Kepada pengunjung yang berbahagia, berterima kasih sudah menikmati objek wisata Siring Tendean, jadilah pengunjung yang santun yang selalu menjaga ketertiban, dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama jangan membuang sampah ke sungai, apalagi sampah plastik, karena sangat mengotori lingkungan, kata Supiatun (49 th).
Suara Supiatun yang sering dipanggil ibu Sofyah yang merdu tersebut, hampir dipastikan selalu terdengar setiap pagi minggu di kawasan destinasi wisata andalan Kalsel, Pasar Terapjung, Patung Bekantan, dan Menara Pandang, Siring Tendean.
Ibu dari dua orang anak kelahiran Jember 10 April 1970 tersebut adalah pecinta lingkungan sekaligus menggiat aksi lingkungan di berbagai lokasi dan komunitas.
Wanita berjilbab dan berkacamata warga Pelambuan, Banjarmasin Barat ini bersedia menyuluh tentang ketertiban dan kebersihan di lokasi yang setiap minggu di datangi tak kurang dari enam ribu pengunjung tersebut, karena menjadi tim relawan Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin.
Lantaran suaranya yang merdu, wanita yang juga sering tampil sebagai pembawa acara (MC) itu dinilai sangat ideal sebagai penyuluh sapta pesona, yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin.
Bukan hanya itu kegiatan wanita yang juga sering sebagai pembawa acara dalam kegiatan kawinan, pengantar lamaran, dan acara kenduri ini, tetapi juga sebagai penyuluh saat aksi kebersihan terutama di Banjarmasin Barat, mengingat ia juga salah satu dari anggota Satuan Tugas (Satgas) kebersihan di kawasan tersebut.
Karena niatnya yang tulus untuk menciptakan kota yang Baiman (Barasih wan nyaman) terhadap kota Banjarmasin, maka ia rela menjadi relawan dalam acara pemilah sampah, agar sampah dimanfaatkan menjadi bahan ekonomi dan yang terbuang hanyalah sampah yang tak berguna.
Bahkan wanita yang juga anggota Komunitas Hijau Daun (PHD) dan Komunitas Masyarakat Peduli Sungai (Melingai) ini menguasai cara mengolah pupuk organik atau kompos dari sampah, dan sering menjadi pengajar di sekolah-sekolah, pengajian, dan perkumpulan masyarakat mengenai mengolah kompos tersebut.
Lantaran kiprahnya yang segudang tentang lingkungan tersebut sehingga Spfyah sering menjadi objek pemberitaan medua, bahkan di buat sosok lingkungan seperti judul "Wanita penjaga sungai," baik di Kompas TV, atau TVRI Kalsel.
Masih banyak lagi kegiatan sebagai penggiat lingkungan, dan salah satu penyuluh yang handal untuk mensosialisasikan perda no 12 tahun 2011 tentang larangan membuang sampah ke sungai, keselokan, draenase.
Larangan penebangan pohon tanpa seijin instansi terkait dan juga larangan pembakaran sampah, karena sampah yang dibakar lebih berbahaya dari sampah ang dibiarkan bertahun tahun.
Sofyah juga mensosialisasi perwali no 18 tahun 2016 tentang pengurangan kantong plastik, di sembilan kelurahan. Titiknya di pasar pasardan di apotik, rumah makan,dan toko roti, yangg pengunjungnya banyak.
Ketika ditanya progres kedepan menurut wanita yang suka bernyanyi tersebut adalah menyusun kegiatan kepedulian terhadap perilaku masyarakat yg Hidup bersih dan sehat program penghijauan di lahan kosong dan menanam tanaman apotik hidup di sekitar .
"Hatiku akan sangat senang jika banyak warga yang sadar menjaga lingkungan, sehingga lingkungan terbebas dari sampah, sungai bersih dengan sanitasi yang baik, sehingga kota kita menjadi nyaman, Rahmatan lil alamin," kata Supiatun.
Supiatun, wanita penyuluh bagi segudang komunitas
Minggu, 13 Oktober 2019 13:37 WIB
Hatiku akan sangat senang jika banyak warga yang sadar menjaga lingkungan, sehingga lingkungan terbebas dari sampah, sungai bersih dengan sanitasi yang baik, sehingga kota kita menjadi nyaman, Rahmatan lil alamin,