Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini diprediksi melemah dipengaruhi sentimen global terutama meningkatnya harga minyak dunia, meskipun menguat pada pembukaan perdagangan pagi.
Rupiah Senin pagi menguat 15 poin menjadi Rp14.140 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.155 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin, mengatakan, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi sentimen global yaitu harga minyak mentah yang bergerak naik akibat dipicu krisis teluk.
"Krisis teluk ini menambah risiko global di tengah isu perang dagang AS-China saat ini," ujar Lana.
Harga minyak mentah sejak minggu lalu bergerak naik dipicu oleh kekhawatiran serangan militer AS terhadap Iran, setelah Iran menyatakan telah menembak drone AS karena masuk kedalam wilayah Iran.
Pasca-penembakan tersebut, AS mengirimkan acaman untuk melakukan pembalasan, namun akhirnya Presiden Donald Trump membatalkan serangan balasan AS tersebut.
Ketegangan di Timur Tengah diawali dengan tuduhan AS yang menyalahkan Teheran atas serangkaian serangan terhadap tanker minyak di Teluk beberapa waktu lalu.
Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp14.150 sampai Rp14.180 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.165 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.16 per dolar AS.
Nalai tukar rupiah awal pekan diprediksi melemah dipengaruhi sentimen global
Senin, 24 Juni 2019 10:33 WIB