Konsulat RI Tawau menilai sistem pemungutan suara menggunakan kotak suara keliling (KSK) menjadi barometer meningkatnya partisipasi warga negara Indonesia (WNI) ikut pemilu 2019 di Negeri Sabah Malaysia.

Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan RI di Tawau Negeri Sabah, Sulistidjo Djati Ismoyo, Kamis sekaitan dengan meningkatkan jumlah WNI yang menggunakan hak pilihnya di wilayah kerjanya.

Ia mengutarakan, masifnya KSK ke ladang-ladang kelapa sawit menjadi faktor utama meningkatnya partisipasi WNI pada pemilu 2019 ini.

Dibandingkan pada pemilu sebelumnya yang menggunakan sistem dropbox hanya sebagian WNI yang dapat menyalurkan hak suaranya untuk memilih presiden wakil presiden maupun caleg DPR RI.

Pemberlakuan sistem KSK ini juga berkat adanya penempatan panitia pendaftaran pemilih di ladang-ladang kelapa sawit dan sektor perkebunan di negara itu.

Djati berpendapat, pemungutan suara sistem KSK sangat efektif khususnya di wilayah kerjanya karena adanya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).

Namun dia akui, sistem pemungutan suara menggunakan KSK ini masih ditemukan kekurangan karena memang pertama kali digunakan untuk pemilu di luar negeri.

Hanya saja Djati berharap, sistem KSK ini bisa dibenahi dan semakin dimasifkan pada semua perladangan dan perkebunan agar seluruh WNI di Negeri Sabah dapat menggunakan hak pilihnya pada setiap pesta demokrasi Indonesia tersebut.

Jumlah WNI yang terdaftar pada DPT untuk 43 tempat pemungutan suara (TPS) dan 201 KSK sebanyak 71.990 orang.

Sementara pada pemilu 2014 lalu, jumlah WNI yang terdaftar hanya separuh dari DPT pemilu 2019 ini.

Sementara partisipasi WNI yang menggunakan hak suaranya pada TPS dan KSK sebesar 61 persen lebih.

Tingginya partisipasi WNI mengikuti pemilu 2019 ini membanggakan, ujar Djati. Sebab, dapat menjadi barometer tingginya nasionalisme WNI walaupun telah berpuluh-puluh tahun mencari nafkah di negara itu.

Bahkan Djati menyatakan, ada WNI yang menangis karena terharu saat datang mencoblos di TPS yang terletak di Konsulat RI Tawau pada 14 April 2019 lalu.

Haru dan tangis oleh seorang WNI tersebut karena dapat menyalurkan hak suaranya yang pertama kalinya sejak bekerja di Negeri Sabah.

Ini menandakan, sistem pemilu 2019 dengan menerapkan sistem KSK maupun sebaran TPS yang merata pada setiap wilayah perkotaan di wilayah kerja KRI Tawau sangat efektif, ungkap Djati.

Djati menegaskan, pelaksanaan pemilu 2019 di wilayah kerjanya berjalan dengan baik dan lancar meskipun masih ditemukan berbagai kekurangan.

"Secara umum penyelenggaraan pemilu di Sabah ini berjalan lancar, aman dan efektif. Sistem KSK yang ditempatkan di ladang-ladang sangat efektif meningkatkan partisipasi pemilih WNI di Sabah," beber dia.

Pewarta: Rusman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019