Pondok pesantren Sa'adah Sungai Paring Martapura, Kabupaten Banjar melakukan upaya untuk membentengi para santrinya untuk tidak terpapar paham radikalisme.

Ketua Yayasan Sa'adah Saufi Muchlis Thalid menyatakan, di Martapura, Senin, pihaknya membulatkan tekad menolak masuknya berbagai bentuk radikalisme, termasuk di lingkungan pondok pesantren.

Ia menilai jika paham tersebut masuk, maka sangat berbahaya dan teramat mengganggu. Apalagi jika orang yang kurang memahami agama.

"Paham radikalisme berdampak buruk, karena salah dalam penafsiran. Maka sikap dan perbuatan orang yang radikal juga salah," terang Saufi.

Atas dasar itu lah ia berusaha membentengi agar paham tersebut tak masuk ke pondok pesantren yang dikelola.

"Kita memberikan pemahaman sejak dini agar santriwan santriwati maupun para pengajar melakukan pengawasan ketat agar paham radikalisme tak bisa menyusup masuk," tekannya.

Pada kegiatan rutin pengajian, para jamaah pun juga diberikan wawasan maupun pengetahuan tentang permasalahan tersebut.

Tujuannya, lanjut Saufi, agar mereka tidak terjerumus masuk dalam paham radikalisme.

Karena itu lah pihaknya mendukung langkah Polda Kalimantan Selatan melakukan deradikalisasi.

"Sudah menjadi kewajiban semua ustadz di lingkungan ponpes dan semua kalangan agar kegiatan deradikalisasi terus berkembang," pungkasnya.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019