Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan memasok hewan kurban terutama jenis sapi keluar daerah baik dalam provinsi maupun luar provinsi.

"Pengumpul hewan kurban di Banjarbaru selain mampu memenuhi kebutuhan lokal juga memasok hewan kurban keluar daerah," ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kehutanan dan Perikanan Rosita di Banjarbaru, Minggu.

Ia mengatakan, pasokan hewan kurban untuk wilayah Kalsel meliputi sejumlah kabupaten yang dikenal dengan sebutan "Banua Anam" diantaranya Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tabalong.

Sementara, untuk daerah luar provinsi yang mendatangkan hewan kurban dari Banjarbaru seperti Kabupaten Kapuas dan Kota Palangkaraya termasuk daerah sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah itu.

"Banyaknya pesanan hewan kurban dari luar daerah itu karena kemudahan transportasi darat baik menuju ke "Banua Anam" maupun ke provinsi tetangga yakni Kalteng yang ruas jalan relatif baik," ungkapnya.

Dikatakan, hewan kurban terutama sapi didatangkan dari luar pulau seperti Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur berbagai jenis baik sapi Bali, Peranakan Ongole, Limousin, Brahman hingga Brahman Crossing.

Disebutkan, harga jual sapi kurban itu bervariasi tergantung jenis dan beratnya disamping ikut dipengaruhi permintaan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha yang diperkirakan meningkat.

"Harga per ekornya bervariasi seperti Sapi Bali dengan harga terendah sebesar Rp7,5 juta hingga sapi jenis Limousin dan Brahman yang harganya bisa mencapai Rp15 juta per ekor," ujarnya.

Sedangkan kambing, lanjut dia, kebanyakan didatangkan dari Jawa Timur dengan harga yang juga bervariasi tergantung besar kecilnya dan fluktuasi harga pasaran menjelang idul kurban.

Ditambahkan, sebelum sapi maupun kambing kurban disebar untuk disembelih, pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan kurban itu sehingga bebas penyakit sebelum dikurbankan.

Pemeriksaan dilakukan dokter hewan dibantu petugas medis khusus yang diturunkan ke pengumpul hewan kurban sehingga diketahui kondisi kesehatan hewan yang dikurbankan dan aman jika dikonsumsi.

"Pemeriksaan dilakukan langsung ke pengumpul sebelum disebarkan kepada pembeli termasuk apabila hendak dipotong maka harus dipastikan dulu kesehatannya sehingga aman dikonsumsi," katanya.C

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012