Jumlah lapangan sepakbola dadakan beberapa wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan belakangan ini kian menjamur setelah lahan persawahan mengering saat kemarau disulap menjadi arena olahraga tersebut.

Hasil pemantauan ANTARA, Jumat banyak warga masyarakat Kalsel, terutama dari kaula muda "menyulap" lahan persawahan yang selesai panen dan dalam keadaan kering keruntang tersebut menjadi lapangan mini.

Sebagaimana di wilayah Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, anak-anak remaja tampak dengan asyik bermain sepakbola di lahan persawahan yang sudah selesai panen dan tanahnya dalam keadaan kering.

Begitu pula di wilayah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar, para pemuda remaja setempat tidak sulit untuk mencari lapangan buat bermain sepakbola, mereka cukup memanfaatkan lahan sawah yang sudah selesai panen.

Dalam mengolah lahan sawah menjadi lapangan mini, mereka juga tidak repot, cukup dengan bermain tendang-tendangan bola di bekas areal panen, yang keadaan jerami (rumpun padi) sudah mengering dan rapuh.

Keadaan serupa di daerah hulu sungai atau "Banua Enam" Kalsel, pemuda remaja desa lebih senang bermain sepakbola di kawasan persawahan, yang agak jauh dari jalan raya.

Oleh sebab itu, tidak heran kalau habis musim panen dan kebetulan lagi kemarau, banyak lapangan sepakbola ukuran kecil (bukan standar) bermunculan, ujar Jumberi (29), warga Aluh-Aluh.

Seperti di wilayah Kecamatan Aluh-Aluh saja, lapangan bola yang berasal dari lahan persawahan setidaknya ada tiga tempat, dan hampir tiap sore hari ramai anak-anak bermain sepakbola.

Menjamurnya lapangan bola di musim kemarau, seusai panen, juga membawa berkah sendiri bagi penduduk setempat, seperti berjualan minuman dan makan ringan.

"Apalagi saat pertandingan sepakbola antar desa, pengunjung jadi ramai dan orang yang berjualanpun banyak, serta kebagian rezki," ujar Abdullah, warga Pandahan-Rantau Kabupaten Tapin Kalsel. 

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012