Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin mengatakan Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa pada Jumat 20 Juli 2012 serentak di seluruh Indonesia.
"Penetapan ini telah kita lakukan jauh-jauh hari sebelumnya, berdasarkan perhitungan Muhammadiyah," kata Din Syamsuddin di Banjarmasin usai meresmikan Masjid Al Jihad Banjarmasin, Kamis.
Menurut dia, berdasarkan pendekatan Muhammadiyah pada Kamis pagi ini sekitar pukul 11:00 Wib telah terjadi ijtimak, yaitu matahari, bulan dan bumi pada garis lurus atau yg disebut dengan konjungsi.
Dengan adanya konjungsi tersebut telah disepakati oleh hampir semua almanak atau kalender astronomi dan Muhammadiyah meyakini sebagai pertanda malam syakban akan segera berakhir.
"Jadi ijtimak Konjungsi ini pertanda bulan lama akan berakhir dan bulan baru datang datang, insya Allah pada Kamis sore ketika matahari terbenam, bulan belum terbenam karena masih berada di atas wukuf sekitar 1,30 derajat," katanya.
Hal tersebut, tambah Din Syamsuddin, menunjukkan hilal telah datang, hal itulah yang menjadi keyakinan Muhammadiyah tentang datangnya bulan Ramadhan.
"Karena Jumat Ramadhan, maka Kamis malam ini warga Muhammadiyah sudah melaksanakan sholat terawih," katanya.
Menurut Din Syamsuddin, diperkirakan pemerintah malam ini akan melakukan hijab untuk memastikan datangnya bulan suci Ramadhan.
Dia berharap, kepada semua pihak agar bisa saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing,dan tetap menjadikan perbedaan sebagai ajang untuk mempererat persatuan dan kesatuan diantara umat Muslim.
Menurut dia, perbedaan puasa tidak perlu dipersoalkan dan dibesar-besarkan, karena tujuannya adalah sama, yaitu melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, perbedaan hanyalah soal keyakinan, dan hanya Tuhan yang Maha Tahu.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin juga mengatakan hal yang sama, agar perbedaan awal puasa tidak dibesar-besarkan, tetapi harus dikuatkan dengan rasa saling menghargai dan menghormati untuk mempererat kebersamaan.
Menanggapi tentang peresmian masjid tersebut, Gubernur mengatakan, keberadaan masjid yang cukup megah tersebut diharapkan menjadi simbol peradaban kejayaan Islam di Kalsel.
Dengan demikian, kata dia, bila ada tamu datang ke Banjarmasin atau ke Kalsel, mereka bisa melihat dan menikmati masjid-masjid yang cukup megah sebagai simbol kejayaan Islam di daerah ini.
"Saya ingin perkembangan pembangunan masjid tidak kalah dengan pesatnya pembangunan gedung di daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
"Penetapan ini telah kita lakukan jauh-jauh hari sebelumnya, berdasarkan perhitungan Muhammadiyah," kata Din Syamsuddin di Banjarmasin usai meresmikan Masjid Al Jihad Banjarmasin, Kamis.
Menurut dia, berdasarkan pendekatan Muhammadiyah pada Kamis pagi ini sekitar pukul 11:00 Wib telah terjadi ijtimak, yaitu matahari, bulan dan bumi pada garis lurus atau yg disebut dengan konjungsi.
Dengan adanya konjungsi tersebut telah disepakati oleh hampir semua almanak atau kalender astronomi dan Muhammadiyah meyakini sebagai pertanda malam syakban akan segera berakhir.
"Jadi ijtimak Konjungsi ini pertanda bulan lama akan berakhir dan bulan baru datang datang, insya Allah pada Kamis sore ketika matahari terbenam, bulan belum terbenam karena masih berada di atas wukuf sekitar 1,30 derajat," katanya.
Hal tersebut, tambah Din Syamsuddin, menunjukkan hilal telah datang, hal itulah yang menjadi keyakinan Muhammadiyah tentang datangnya bulan Ramadhan.
"Karena Jumat Ramadhan, maka Kamis malam ini warga Muhammadiyah sudah melaksanakan sholat terawih," katanya.
Menurut Din Syamsuddin, diperkirakan pemerintah malam ini akan melakukan hijab untuk memastikan datangnya bulan suci Ramadhan.
Dia berharap, kepada semua pihak agar bisa saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing,dan tetap menjadikan perbedaan sebagai ajang untuk mempererat persatuan dan kesatuan diantara umat Muslim.
Menurut dia, perbedaan puasa tidak perlu dipersoalkan dan dibesar-besarkan, karena tujuannya adalah sama, yaitu melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, perbedaan hanyalah soal keyakinan, dan hanya Tuhan yang Maha Tahu.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin juga mengatakan hal yang sama, agar perbedaan awal puasa tidak dibesar-besarkan, tetapi harus dikuatkan dengan rasa saling menghargai dan menghormati untuk mempererat kebersamaan.
Menanggapi tentang peresmian masjid tersebut, Gubernur mengatakan, keberadaan masjid yang cukup megah tersebut diharapkan menjadi simbol peradaban kejayaan Islam di Kalsel.
Dengan demikian, kata dia, bila ada tamu datang ke Banjarmasin atau ke Kalsel, mereka bisa melihat dan menikmati masjid-masjid yang cukup megah sebagai simbol kejayaan Islam di daerah ini.
"Saya ingin perkembangan pembangunan masjid tidak kalah dengan pesatnya pembangunan gedung di daerah ini," katanya.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012