Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Setiap daerah yang mengisi stand di Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) Ke-38 tahun 2018 memang menampilkan beragam produk unggulannya yang tak hanya pangan namun juga barang lainnya yang jadi ciri khas setiap kabupaten atau provinsi di Indonesia.
Bahkan tak jarang justru produk non-pangannya yang kerap diburu pengunjung hingga laris manis terjual.
Seperti kain tenun Pagatan yang ada di stand Kabupaten Tanah Bumbu, banyak dibeli masyarakat terutama dari luar daerah Kalsel yang begitu tertarik ketika melihatnya.
"Pada saat pameran mulai dibuka hari Kamis (18/10), hanya dalam 1 jam sudah terjual 20 lembar dan sekarang belum terhitung berapa banyak kain tenun Pagatan yang laku," kata Mariana Basry, pengurus Dekranasda Kabupaten Tanah Bumbu yang berjaga di stand pameran. Harga yang cukup mahal untuk satu kain tenun Pagatan ternyata tak membuat pengunjung urung membelinya. Hal itu dikarenakan kain tradisional masyarakat Suku Bugis Pagatan itu memang unik dengan kualitas terbaik dalam setiap pembuatannya.
"Untuk kualitas super dijual Rp 800 ribu. Sedangkan semi sutera berkisar Rp 300 hingga Rp 350 ribu. Sementara bahan katun Rp 200 ribu," terang Nana, begitu biasa wanita ini disapa.
Adapun motif yang jadi ciri khas tenun Pagatan asal Kabupaten Tanah Bumbu, yakni motif gelombang dan gigi haruan. Hal itu membedakannya dengan tenun dari Jepara, Bali ataupun Lombok.
Nana mengungkapkan, tenun Pagatan yang secara turun temurun dibuat dengan cara tradisional menggunakan alat penenun dari kayu dan hanya bisa diolah menggunakan benang sutera dulunya merupakan kegemaran bangsawan Bugis. Atas keberhasilan pembinaan dan promosi yang dilakukan Ketua Dekranasda Tanah Bumbu Hj Sadariah Sudian Noor bersama jajaran, tenun Pagatan kini dikenal luas hingga banyak dilirik perancang busana nasional untuk dijadikan produk pakaian olahan bernilai tinggi.
"Selain tenun Pagatan, kami juga menampilkan aneka kerajinan hingga produk terbuat dari rotan seperti meja dan kursi serta olahan pangan," tandas Nana.
Bicara soal pangan, Tanah Bumbu menyajikan beragam makanan yang bisa dinikmati pengunjung secara cuma-cuma alias gratis. Seperti rool gulung ubi kayu, bingka dari tepung singkong, pentol ikan tenggiri hingga tumpeng tiwul.
"Tumpeng berbahan dasar singkong ini dilengkapi isian perkedel ubi, ikan, udang, sayur buncis dan pastinya tanpa ayam dan daging. Setelah menyantapnya, pengunjung bisa menikmati minuman segar dari campuran belimbing wuluh, kayu manis dan selasih," tutur Siti Aisiah, Pengurus Tim Penggerak PKK Tanah Bumbu. Sedangkan untuk produk olahan pangan yang kerap dijadikan oleh-oleh khas Tanah Bumbu juga ditampilkan seperti kembang bawang, wingko, didara gulung dan jepa.
"Produk pangan ini banyak yang berasal dari Desa Al Kautsar, Kecamatan Satui yang jadi sentral olahannya kue-kue khas Tanbu," pungkas Siti Aisiah.
Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) Ke-38 tahun 2018 yang berlangsung di halaman Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru digelar sejak Kamis (18/10) dan akan berakhir pada Minggu (21/10).
Sebanyak 248 stand ikut berpartisipasi dari seluruh provinsi di Indonesia menampilkan aneka produk pangan dan non-pangan unggulannya, termasuk dari
beberapa kementerian terkait juga hadir memeriahkan pameran skala nasional terbesar yang pernah digelar di Kalsel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Bahkan tak jarang justru produk non-pangannya yang kerap diburu pengunjung hingga laris manis terjual.
Seperti kain tenun Pagatan yang ada di stand Kabupaten Tanah Bumbu, banyak dibeli masyarakat terutama dari luar daerah Kalsel yang begitu tertarik ketika melihatnya.
"Pada saat pameran mulai dibuka hari Kamis (18/10), hanya dalam 1 jam sudah terjual 20 lembar dan sekarang belum terhitung berapa banyak kain tenun Pagatan yang laku," kata Mariana Basry, pengurus Dekranasda Kabupaten Tanah Bumbu yang berjaga di stand pameran. Harga yang cukup mahal untuk satu kain tenun Pagatan ternyata tak membuat pengunjung urung membelinya. Hal itu dikarenakan kain tradisional masyarakat Suku Bugis Pagatan itu memang unik dengan kualitas terbaik dalam setiap pembuatannya.
"Untuk kualitas super dijual Rp 800 ribu. Sedangkan semi sutera berkisar Rp 300 hingga Rp 350 ribu. Sementara bahan katun Rp 200 ribu," terang Nana, begitu biasa wanita ini disapa.
Adapun motif yang jadi ciri khas tenun Pagatan asal Kabupaten Tanah Bumbu, yakni motif gelombang dan gigi haruan. Hal itu membedakannya dengan tenun dari Jepara, Bali ataupun Lombok.
Nana mengungkapkan, tenun Pagatan yang secara turun temurun dibuat dengan cara tradisional menggunakan alat penenun dari kayu dan hanya bisa diolah menggunakan benang sutera dulunya merupakan kegemaran bangsawan Bugis. Atas keberhasilan pembinaan dan promosi yang dilakukan Ketua Dekranasda Tanah Bumbu Hj Sadariah Sudian Noor bersama jajaran, tenun Pagatan kini dikenal luas hingga banyak dilirik perancang busana nasional untuk dijadikan produk pakaian olahan bernilai tinggi.
"Selain tenun Pagatan, kami juga menampilkan aneka kerajinan hingga produk terbuat dari rotan seperti meja dan kursi serta olahan pangan," tandas Nana.
Bicara soal pangan, Tanah Bumbu menyajikan beragam makanan yang bisa dinikmati pengunjung secara cuma-cuma alias gratis. Seperti rool gulung ubi kayu, bingka dari tepung singkong, pentol ikan tenggiri hingga tumpeng tiwul.
"Tumpeng berbahan dasar singkong ini dilengkapi isian perkedel ubi, ikan, udang, sayur buncis dan pastinya tanpa ayam dan daging. Setelah menyantapnya, pengunjung bisa menikmati minuman segar dari campuran belimbing wuluh, kayu manis dan selasih," tutur Siti Aisiah, Pengurus Tim Penggerak PKK Tanah Bumbu. Sedangkan untuk produk olahan pangan yang kerap dijadikan oleh-oleh khas Tanah Bumbu juga ditampilkan seperti kembang bawang, wingko, didara gulung dan jepa.
"Produk pangan ini banyak yang berasal dari Desa Al Kautsar, Kecamatan Satui yang jadi sentral olahannya kue-kue khas Tanbu," pungkas Siti Aisiah.
Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) Ke-38 tahun 2018 yang berlangsung di halaman Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru digelar sejak Kamis (18/10) dan akan berakhir pada Minggu (21/10).
Sebanyak 248 stand ikut berpartisipasi dari seluruh provinsi di Indonesia menampilkan aneka produk pangan dan non-pangan unggulannya, termasuk dari
beberapa kementerian terkait juga hadir memeriahkan pameran skala nasional terbesar yang pernah digelar di Kalsel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018