Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pembukaan pertanian lahan rawa dan lebak di Kalimantan Selatan menjadi solusi bagi paceklik atau kekurangan pangan nasional yang terjadi pada akhir tahun.
Hal itu disampaikan Amran usai meninjau lokasi pelaksanaan Peringatah Hari Pangan Sedunia ke-38 di Desa Jejangkit Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa.
Menurut dia, pada bulan November, Desember hingga Januari, biasanya musim panen di Pulau Jawa berakhir dan pada masa itu, persediaan pangan nasional berkurang.
"Pada November hingga Januari, biasanya terjadi musim panas di Jawa dan beberapa daerah pertanian lainnya, sehingga sering terjadi musim paceklik pada masa itu," katanya.
Tetapi di Kalimantan Selatan dan empat daerah yang memiliki potensi rawa lainnya, pada masa itu, justru menjadi puncak panen.
Potensi tersebut, tambah dia, menjadi potensi yang luar biasa bila bisa dikembangkan secara berkala dan dalam jumlah yang signifikan.
Makanya, tambah dia, kenapa Kementerian Pertanian terus ngotot agar dibuka lahan baru di daerah rawa, karena bisa menjadi solusi permanen untuk mengatasi musim paceklik.
"Melihat keberhasilan pertanian di daerah Jejangkit ini, membuktikan bahwa solusi yang telah diupayakan dan dikerjakan, ternyata mampu meningkatkan produksi pangan baik padi maupun hortikultura lainnya," katanya.
Menurut Amran,banyak pertanyaan, apa berbedaan pembukaan lahan satu juta hektare di Kalimantan Tengah dengan pembukaan lahan rawa di daerah Jejangkit yang dilaksanakan saat ini.
Perbedaannya adalah, bila lahan satu juta hektare, teori dulu, baru diaplikasikan dengan praktet, sehingga banyak terjadi ke gagalan.
Kalau yang di Jejangkit, tambah dia, dipraktekan dan dilaksanakan dulu, setelah berhasil baru ditulis teorinya.
Amran mengaku puas dengan hasil kerja seluruh pihak, baik itu gubernur, bupati dan lainnya, dalam menyukseskan program pembukaan lahan rawa di lokasi HPS tersebut.
Dia menargetkan, pada tahun depan, akan kembali terbuka lahan rawa seribu hektare, sehingga potensi tersebut, akan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional.
"Kami siap mendukung, terbukti dengan adanya 60 eksavator yang ada di lokasi kegiatan, mampu mempercepat pembukaan lahan dengan baik," katanya.
Progam peningkatan produksi lahan rawa tersebut, tambah dia, disebut dengan program Selatan-Selatan, yaitu peningkatan produksi pangan di Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan.
Bila seluruh program tersebut bisa dijalankan dengan baik, tambah dia, maka Indonesia tidak akan pernah lagi mengalami musim paceklik.
"Saya senang melihat ada solusi baru untuk pangan Indonesia, dimana solusi tersebut bisa menghasilkan, seperti yang kita lihat bersama saat ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, kini Gubernur Kalsel dan seluruh jajarannya, sedang bekerja keras menyelesaikan program pengembangan kawasan pertanian terpadu di Desa Jejangkit, dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia ke-38, yang rencananya bakal dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Acara tersebut, juga bakal diikuti oleh undangan dari Duta Besar berbagai negara sahabat serta para diplomat, menteri, gubernur, bupati serta wali kota seluruh Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Hal itu disampaikan Amran usai meninjau lokasi pelaksanaan Peringatah Hari Pangan Sedunia ke-38 di Desa Jejangkit Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa.
Menurut dia, pada bulan November, Desember hingga Januari, biasanya musim panen di Pulau Jawa berakhir dan pada masa itu, persediaan pangan nasional berkurang.
"Pada November hingga Januari, biasanya terjadi musim panas di Jawa dan beberapa daerah pertanian lainnya, sehingga sering terjadi musim paceklik pada masa itu," katanya.
Tetapi di Kalimantan Selatan dan empat daerah yang memiliki potensi rawa lainnya, pada masa itu, justru menjadi puncak panen.
Potensi tersebut, tambah dia, menjadi potensi yang luar biasa bila bisa dikembangkan secara berkala dan dalam jumlah yang signifikan.
Makanya, tambah dia, kenapa Kementerian Pertanian terus ngotot agar dibuka lahan baru di daerah rawa, karena bisa menjadi solusi permanen untuk mengatasi musim paceklik.
"Melihat keberhasilan pertanian di daerah Jejangkit ini, membuktikan bahwa solusi yang telah diupayakan dan dikerjakan, ternyata mampu meningkatkan produksi pangan baik padi maupun hortikultura lainnya," katanya.
Menurut Amran,banyak pertanyaan, apa berbedaan pembukaan lahan satu juta hektare di Kalimantan Tengah dengan pembukaan lahan rawa di daerah Jejangkit yang dilaksanakan saat ini.
Perbedaannya adalah, bila lahan satu juta hektare, teori dulu, baru diaplikasikan dengan praktet, sehingga banyak terjadi ke gagalan.
Kalau yang di Jejangkit, tambah dia, dipraktekan dan dilaksanakan dulu, setelah berhasil baru ditulis teorinya.
Amran mengaku puas dengan hasil kerja seluruh pihak, baik itu gubernur, bupati dan lainnya, dalam menyukseskan program pembukaan lahan rawa di lokasi HPS tersebut.
Dia menargetkan, pada tahun depan, akan kembali terbuka lahan rawa seribu hektare, sehingga potensi tersebut, akan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional.
"Kami siap mendukung, terbukti dengan adanya 60 eksavator yang ada di lokasi kegiatan, mampu mempercepat pembukaan lahan dengan baik," katanya.
Progam peningkatan produksi lahan rawa tersebut, tambah dia, disebut dengan program Selatan-Selatan, yaitu peningkatan produksi pangan di Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan.
Bila seluruh program tersebut bisa dijalankan dengan baik, tambah dia, maka Indonesia tidak akan pernah lagi mengalami musim paceklik.
"Saya senang melihat ada solusi baru untuk pangan Indonesia, dimana solusi tersebut bisa menghasilkan, seperti yang kita lihat bersama saat ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, kini Gubernur Kalsel dan seluruh jajarannya, sedang bekerja keras menyelesaikan program pengembangan kawasan pertanian terpadu di Desa Jejangkit, dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia ke-38, yang rencananya bakal dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Acara tersebut, juga bakal diikuti oleh undangan dari Duta Besar berbagai negara sahabat serta para diplomat, menteri, gubernur, bupati serta wali kota seluruh Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018