Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan mengajak perusahaan swasta untuk membangun halte bus sebagai upaya percepatan operasional angkutan massal bus rapid transit (BRT) di kawasan metropolitan Banjar Bakula sekaligus media promo perusahaan.

Menurut Wagub , pada 2019 pihaknya menargetkan angkutan massal BRT untuk dua koridor dari total enam koridor sudah mulai dioperasionalkan.

Melengkapi rencana pengoperasionalan dua koridor untuk tiga daerah yaitu dua kota dan satu kabupaten, yaitu Kota Banjarmasin,Banjarbaru dan Martapura, diperlukan sebanyak 112 halte.

Membangun seluruh halte yang diperlukan tersebut, tambah dia, pemerintah provinsi melibatkan swasta, maupun BUMN dan BUMD.

"Makanya pertemuan antara pemerintah dan swasta kali ini, kita ingin mengajak seluruh pihak untuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan halte tersebut," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 71 perusahaan yang tergabung dalam konsorsium CV Maju Bersama, telah menyatakan siap membangun halte yang diperlukan.

Selain itu, sebanyak 15 persuhaan lainnya, juga telah menyatakan siap ikut berpartisipasi dalam pembangunan tersebut.

Sehingga, kini tersisa 26 halte, yang ditawarkan kepada seluruh pihak, yang bersedia membangun di lokasi yang telah ditetapkan.

Kompensasi dari pembangunan tersebut adalah, perusahaan bisa memanfaatkan halte sebagai media promo produknya, tanpa dipungut biaya, selama empat tahun.

"Melalui program ini, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, tidak harus menggunakan APBD, tetapi bisa melibatkan perusahaan atau masyarakat," katanya.
 
. (Antaranews Kalsel/Latif Thohir)

Kepala Dinas Perhubungan Pemprov Kalsel, Rusdiansyah mengatakan, untuk pembangunan halte, dilakukan sendiri oleh perusahaan terkait, pemerintah hanya menyiapkan spesifikasi bangunan dan desain.

"Jadi kami tidak menerima uang, perusahaan yang siap membangun, yang melaksanakan proyek tersebut," katanya.

Nilai pembangunan tersebut, disesuaikan dengan besar kecilnya halte yang telah ditetapkan, yaitu berkisar antara Rp25 juta hingga Rp68 juta per halte.

Adapun rute untuk dua koridor yang siap dioperasionalkan pada awal 2019 yaitu, koridor satu, mulai dari jalur titik Kilometer Nol Banjarmasin, kemudian melintasi Jalan Lambung Mangkurat, Hasanuddin HM, belok Ke Jala A Yani, sampai Banjarbaru.

Dari Bundaran Banjarbaru, kemudian balik ke Banjarmasin sesuai dengan rute sebelumnya.

Sedangkan koridor dua, yaitu mulai dari Kilometer 17, keluar ke Jalan A Yani, masuk ke Jalan Liang Anggang arah Pelaihari Kabupaten Tanah laut, masuk ke Jalan Trikora Banjarbaru, melewati daerah Cempaka, masuk Kota Banjarbaru, hingga bundaran dan belok ke Kota Martapura, dan sebaliknya.

Khusus untuk bus, tambah dia, akan dibantu oleh pemerintah pusat, yang besarnya disesuaikan dengan kondisi jalan.

"Kalau untuk Kalsel, cocoknya bus kecil saja, kalau bus besar akan memacetkan jalan," katanya.

Khusus dua koridor tersebut, bus yang diperlukan 46 bus, namun demikan, berapapun jumlah bus yang diberikan, akan disesuaikan pemanfaatannya.

Beroperasinya BRT tersebut, maka harapan warga Kalsel mendapatkan angkutan yang nyaman dan aman, bisa tercapai.

BRT tersebut, rencananya dioperasionalkan di dua kata yaitu, Banjarmasin dan Banjarbaru, serta tiga kabupaten yaitu, Barito Kuala, Tanah Laut dan Banjar atau disingkat Banjar Bakula.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018