Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Banjarbaru, Kalimantan Selatan Ririen Nadjmi Adhani mendorong penurunan angka "stunting" yang cukup tinggi di kota itu.
"Kami terus mendorong agar angka stunting atau anak yang terhambat pertumbuhan dan perkembangan tubuh di Banjarbaru bisa berkurang," ujarnya di Kota Banjarbaru, Rabu.
Ia mengatakan, kasus stunting di Kota Banjarbaru cukup tinggi seperti wilayah Kecamatan Kecamatan Liang Anggang yang mencapai 24 persen dan Kelurahan Guntung Manggis sekitar 25 persen.
Bahkan, kata dia, sesuai data yang dihimpun Dinas Kesehatan Banjarbaru, persentase kasus stunting di wilayah Kecamatan Cempaka lebih tinggi yakni mencapai 51 persen.
"Melihat data itu menandakan angka stunting di Banjarbaru tinggi sehingga kami terus berupaya persentasenya bisa diturunkan sehingga derajat kesehatan masyarakat makin tinggi," ungkapnya.
Menurut dia, dinas kesehatan sudah menyosialisasikan pencegahan stunting terutama di wilayah yang masing tinggi persentasenya dengan sasaran ibu-ibu hamil dan punya anak usia balita.
Ditekankan, pihaknya memahami kesusahan ibu-ibu merawat anak yang masih berusia balita terutama makanan sehingga memengaruhi tumbuhkembang anak-anak di masa pertumbuhannya.
"Kami meminta ibu-ibu hamil agar rajin memeriksakan kandungannya agar bisa mencegah masalah di kemudian hari dan anak-anak balita juga jangan diberi makan mie instan," pesannya.
Dikatakan, asupan makanan yang wajib diperhatikan ibu-ibu bagi anaknya harus memenuhi unsur Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) sehingga kesehatan anak selalu terjaga.
"Menu makanan B2SA hendaknya bisa selalu disajikan untuk keluarga terutama anak-anak sejak awal kehidupan yang dikenal dengan 1.000 HPK (hari pertama kehidupan)," kata dia.
Ditambahkan, dinkes juga harus mampu memaksimalkan peran kader Posyandu sehingga mereka bisa memberi informasi maupun cara-cara mencegah munculnya gejala stunting pada anak.
"Kader Posyandu harus dimaksimalkan perannya karena mereka mengetahui kondisi kesehatan masyarakat sekitar termasuk balita jika memang ada yang mengalami stunting," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Kami terus mendorong agar angka stunting atau anak yang terhambat pertumbuhan dan perkembangan tubuh di Banjarbaru bisa berkurang," ujarnya di Kota Banjarbaru, Rabu.
Ia mengatakan, kasus stunting di Kota Banjarbaru cukup tinggi seperti wilayah Kecamatan Kecamatan Liang Anggang yang mencapai 24 persen dan Kelurahan Guntung Manggis sekitar 25 persen.
Bahkan, kata dia, sesuai data yang dihimpun Dinas Kesehatan Banjarbaru, persentase kasus stunting di wilayah Kecamatan Cempaka lebih tinggi yakni mencapai 51 persen.
"Melihat data itu menandakan angka stunting di Banjarbaru tinggi sehingga kami terus berupaya persentasenya bisa diturunkan sehingga derajat kesehatan masyarakat makin tinggi," ungkapnya.
Menurut dia, dinas kesehatan sudah menyosialisasikan pencegahan stunting terutama di wilayah yang masing tinggi persentasenya dengan sasaran ibu-ibu hamil dan punya anak usia balita.
Ditekankan, pihaknya memahami kesusahan ibu-ibu merawat anak yang masih berusia balita terutama makanan sehingga memengaruhi tumbuhkembang anak-anak di masa pertumbuhannya.
"Kami meminta ibu-ibu hamil agar rajin memeriksakan kandungannya agar bisa mencegah masalah di kemudian hari dan anak-anak balita juga jangan diberi makan mie instan," pesannya.
Dikatakan, asupan makanan yang wajib diperhatikan ibu-ibu bagi anaknya harus memenuhi unsur Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) sehingga kesehatan anak selalu terjaga.
"Menu makanan B2SA hendaknya bisa selalu disajikan untuk keluarga terutama anak-anak sejak awal kehidupan yang dikenal dengan 1.000 HPK (hari pertama kehidupan)," kata dia.
Ditambahkan, dinkes juga harus mampu memaksimalkan peran kader Posyandu sehingga mereka bisa memberi informasi maupun cara-cara mencegah munculnya gejala stunting pada anak.
"Kader Posyandu harus dimaksimalkan perannya karena mereka mengetahui kondisi kesehatan masyarakat sekitar termasuk balita jika memang ada yang mengalami stunting," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018