Masyarakat di sekitar kawasan rawa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan diminta mewaspadai awan cumulonimbus, ujar Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat dan Satuan Polisi Pamong Praja, Ahmad Fatoni.
"Cumulonimbus adalah sekelompok awan pembawa hujan yang biasanya disertai kilat dan petir," ujarnya di Barabai, ibu kota Hulu Sungai Tengah, Jumat.
Kumpulan awan cumulonimbus merupakan kelompok-kelompok besar baik berwarna putih maupun hitam dengan bentuk dan rupa yang beranekaragam.
Gumpalan dan kelompok awan cumulonimbus menjadi berbahaya ketika terjadi di atas permukaan rawa atau daratan luas seperti gurun, padang stepa dan sabana serta lautan.
"Cumulonimbus berpotensi besar mengakibatkan badai yang bila menyerang kawasan tanpa perlindungan seperti rawa akan sangat berbahaya," katanya.
Kawasan Hulu Sungai Tengah tercatat memiliki 13.000 hektare kawasan rawa tersebar diempat kecamatan yaitu Haruyan, Labuan Amas Selatan (LAS), Labuan Amas Utara (LAU) dan Batang Alai Utara (BAU).
Awan Cumulonimbus yang disertai dengan terpaan angin kencang dan puting beliung sering melanda kawasan rawa tersebut hingga kadang mengakibatkan korban jiwa.
Seperti yang terjadi pada Rabu (15/12) sekitar pukul 18.45 Wita puting beliung menenggelamkan sebuah perahu motor di kawasan rawa di Desa Sungai Buluh, Kecamatan LAU yang menewaskan tujuh orang penumpang.
"Masyarakat khususnya yang berdiam di kawasan rawa bila melihat kemunculan Cumulonimbus segera pulang dan jangan melakukan aktivitas apapun di atas perairan terbuka," tambahnya.
Kemunculan Cumulonimbus di kawasan rawa cenderung mudah diketahui karena merupakan hamparan terbuka tanpa ada pohon pelindung.
Ke depan Kesbang Linmas setempat akan mengupayakan penanaman pohon besar di kawasan rawa yang berfungsi sebagai pelindung dan penahan terpaan angin.
"Tetapi hal tersebut bukan pekerjaan mudah dan hanya dapat dilakukan pada saat kemarau saja itupun hanya pada daerah-daerah yang surut," katanya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Kesbang Linmas setempat dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kalsel hingga Februari 2011 hujan lebat dengan disertai angin kencang berpotensi besar terjadi di Hulu Sungai Tengah.
Untuk itu, Kesbang Linmas terus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan khususnya yang di wilayah yang terdapat kawasan rawa agar siaga dan mewaspadai kemungkinan terjadi bencana seperti angin puting beliung.*4*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010
"Cumulonimbus adalah sekelompok awan pembawa hujan yang biasanya disertai kilat dan petir," ujarnya di Barabai, ibu kota Hulu Sungai Tengah, Jumat.
Kumpulan awan cumulonimbus merupakan kelompok-kelompok besar baik berwarna putih maupun hitam dengan bentuk dan rupa yang beranekaragam.
Gumpalan dan kelompok awan cumulonimbus menjadi berbahaya ketika terjadi di atas permukaan rawa atau daratan luas seperti gurun, padang stepa dan sabana serta lautan.
"Cumulonimbus berpotensi besar mengakibatkan badai yang bila menyerang kawasan tanpa perlindungan seperti rawa akan sangat berbahaya," katanya.
Kawasan Hulu Sungai Tengah tercatat memiliki 13.000 hektare kawasan rawa tersebar diempat kecamatan yaitu Haruyan, Labuan Amas Selatan (LAS), Labuan Amas Utara (LAU) dan Batang Alai Utara (BAU).
Awan Cumulonimbus yang disertai dengan terpaan angin kencang dan puting beliung sering melanda kawasan rawa tersebut hingga kadang mengakibatkan korban jiwa.
Seperti yang terjadi pada Rabu (15/12) sekitar pukul 18.45 Wita puting beliung menenggelamkan sebuah perahu motor di kawasan rawa di Desa Sungai Buluh, Kecamatan LAU yang menewaskan tujuh orang penumpang.
"Masyarakat khususnya yang berdiam di kawasan rawa bila melihat kemunculan Cumulonimbus segera pulang dan jangan melakukan aktivitas apapun di atas perairan terbuka," tambahnya.
Kemunculan Cumulonimbus di kawasan rawa cenderung mudah diketahui karena merupakan hamparan terbuka tanpa ada pohon pelindung.
Ke depan Kesbang Linmas setempat akan mengupayakan penanaman pohon besar di kawasan rawa yang berfungsi sebagai pelindung dan penahan terpaan angin.
"Tetapi hal tersebut bukan pekerjaan mudah dan hanya dapat dilakukan pada saat kemarau saja itupun hanya pada daerah-daerah yang surut," katanya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Kesbang Linmas setempat dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kalsel hingga Februari 2011 hujan lebat dengan disertai angin kencang berpotensi besar terjadi di Hulu Sungai Tengah.
Untuk itu, Kesbang Linmas terus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan khususnya yang di wilayah yang terdapat kawasan rawa agar siaga dan mewaspadai kemungkinan terjadi bencana seperti angin puting beliung.*4*
Editor : Abdul Hakim Muhiddin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010