Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Jumlah angkutan umum darat di Kalimantan Selatan dalam setiap tahunnya semakin berkurang bahkan dibanding 2017 kini angkutan antarkota dalam provinsi maupun angkutan antarprovinsi tersisa 50 persen.

Kepala Balai Pengolah Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XV Provinsi Kalimantan Selatan Ade Supriadi di Banjarmasin Jumat mengatakan, berdasarkan data 2017 jumlah perusahaan angkutan umum masih sebanyak 39 perusahaan dengan total angkutan sebanyak 163 armada.

Namun berdasarkan survei 2018, jumlah perusahaan angkutan tersebut, tersisa 13 perusahaan dengan jumlah angkutan hanya sekitar 60 armada.

Penurunan jumlah perusahaan angkutan tersebut terjadi, karena angkutan umum darat, kini semakin tidak diminati masyarakat, selain kondisinya yang memprihatinkan, banyak masyarakat memilih membawa angkutan pribadi, terutam untuk daerah yang masih dalam provinsi.

"Tahun ini, kami menargetkan melakukan "ramp check" atau pemeriksaan lapangan kepada 100 armada, tetapi dilihat perkembangan kondisi di lapangan," katanya.

Salah seorang sopir Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) di terminal Kilometer Enam tujuan Kabupaten Tanah Bumbu, Syahrani alias Barau, mengaku sejak lima tahun terakhir, penumpang angkutan umum sangat sepi.
 
. (Antaranews Kalsel/Latif Thohir)

Bahkan, dalam satu bulan, hanya dua kali bisa mengangkut penumpang, itupun kadang penumpangnya tidak selalu penuh.

"Selama puasa ini, saya belum mengangkut penumpang sekalipun," katanya.

Sepinya jumlah penumpang tersebut, karena saat ini banyak warga memilih memanfaatkan angkutan carteran seperti Avanza, selain itu masyarakat banyak yang telah memiliki angkutan pribadi.

"Apalagi kalau anak muda, sudah tidak mau lagi naik angkutan umum," katanya.

Kondisi tersebut, membuat banyak sopir menjual armadanya untuk dimanfaatkan kepentingan lain.

Sehingga jumlah angkutan yang sebelunnya mencapai 100 armada, kini tidak lebih dari 40 armada, yang rutin masih bertahan mengangkut penumpang.

"Angkutan umum, saat ini benar-benar tidak bisa untuk menghidupi rumah tangga, jadi kami terpaksa mencari pekerjaan lain, mengangkut penumpang akhirnya hanya untuk sampingan," katanya.

Sebelumnya, BPTD melakukan rump chek, sebagai kegiatan persiapan dalam rangka angkutan lebaran, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, melalui pemeriksaan terhadap kondisi angkutan umum tersebut, untuk memastikan, bahwa penumpang diangkut oleh kendaraan yang laik jalan.

Pemeriksaan terhadap kondisi angkutan, antara lain rem, uji emisi, ban, lampu utama, wiper, dan alat, alat pemecah kaca, kaca film dan lainnya, akan dilaksanakan secara bertahap.

Diharapkan, seluruh perusahaan angkutan umum memperhatikan teknis dan keamanan armadanya, sehingga penumpang lebih aman dan terlindungi.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018