Banjarbaru,  (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru, Kalimantan Selatan Rahma Khairita mengatakan, pihaknya berupaya sekolah reguler bisa menerima siswa yang tergolong Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

"Banjarbaru ditetapkan kota Inklusif sehingga kami berupaya seluruh sekolah reguler bisa menerima siswa ABK agar mereka mendapatkan pendidikan yang setara," ujarnya di Banjarbaru, Minggu.

Ia mengatakan, hambatan yang dihadapi yakni persyaratan sekolah harus memiliki guru khusus yang menangani anak berkebutuhan khusus itu karena mereka memerlukan perhatian lebih.

Dijelaskan, langkah yang dilakukan agar sekolah menerima siswa ABK yakni melalui sosialisasi Pendidikan Inklusif yang disampaikan kepada masyarakat di wilayah kecamatan kota itu.

"Sosialisasi dilakukan ke masyarakat di kecamatan-kecamatan sehingga mereka mengetahui program pendidikan inklusif dan jika ada anak berkebutuhan khusus tetap bisa sekolah reguler," ungkapnya.

Disebutkan, jumlah ABK yang tersebar di seluruh Banjarbaru sekitar 500 orang dengan jumlah sekolah tingkat PAUD/TK 50 sekolah, 20 SD dan 9 SMP yang siap menerima siswa ABK.

"Kami mengupayakan agar seluruh sekolah memiliki guru maupun tenaga pendidik yang bisa membimbing siswa ABK sehingga mereka bisa mengikuti pembelajaran," ucapnya.

Menurut dia, setiap ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka sehingga guru atau pendidiknya juga harus khusus .

"Mereka harus diperlakukan khusus termasuk saat diberikan pelajaran agar mampu mencerna dan menerima setiap arahan. Mendidik mereka harus penuh kasih sayang dan kesabaran," ujarnya.

Dikatakan, sosialisasi pendidikan inklusif sudah dilaksanakan di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Banjarbaru Selatan mengundang Ketua RT/RW, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

"Sosialisasi pendidikan inklusif penting sehingga masyarakat mengetahui apa saja yang berkaitan dengan pendidikan itu termasuk ABK juga bisa mengikuti pendidikan di sekolah reguler," kata dia.

Ditambahkan, sosialisasi mengundang nara sumber terkait sehingga mereka bisa menjelaskan gejala dan tanda ABK sejak usia dini sehingga penanganan bisa lebih cepat dan hasilnya baik.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018