Amuntai, (Antaranews.Kalsel) -Puluhan Kerbau Rawa di Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan banyak yang sakit diduga terserang diare akibat memakan kumpai sejenis tanaman rawa yang terkontiminasi banyak parasit.


Kepala bidang Penyakit Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) I Gusti Putu Susila di Amuntai, Jum'at mengatakan, akibat banjir yang membawa tumpukan tanaman kumpai yang diduga banyak mengandung parasit mengakibatkan Kerbau Rawa ( Bubalus Bubalis) terserang diare.

"Dugaan sementara akibat penumpukan parasit yang berlebihan didalam pencernaan Kerbau Rawa mengakibatkan diare," Ujar Putu Susila.

Putu mengatakan, akibat lainnya disebabkan luasnya genangan air rawa saat musim penghujan mengakibatkan jangkauan renang kerbau rawa menjadi lebih luas sehingga kerbau mudah lelah.

Dikatakan, kerbau yang kurang diberi asupan Vitamin oleh pemiliknya akan mudah terserang penyakit saat kondisi tubuhnya tengah lemah atau letih.

Putu mengatakan, pihaknya menerima laporan banyak ternak kerbau rawa yang sakit khususnya di Desa Bararawa dan Sapala, namun pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah ternak yang mengalami sakit.

Ia menuturkan jika sejak 26 Nopember, banyak keluhan peternak tentang kondisi ternak kerbau yang mengalami sakit dengan gejala-gejala seperti diare dengan warna feces kekuning-kuningan, kerbau menjadi lemas.

"Namun berdasarkan laporan peternak kerbau yang mati hanya satu ekor akibat terserang penyakit ini, selebihnya kerbau yang sakit segera dipotong dan dijual pemiliknya," terang Putu.

Putu mengatakan pihak petugas peternak sudah menemui tujuh petani yang dilaporkan kerbaunya jatuh sakit, namun hanya satu ekor yang mati selebihnya dijual petani karena panik.

Petani terpaksa menjual kerbau yang sakit karena panik dengan harga yang jauh lebih murah yakni hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta perekornya, sedangkan jika tidak sakit bisa mencapai Rp10 juta perekor.

"Daging kerbau yang dijual dalam kondisi sakit seperti ini masih aman untuk dikonsumsi manusia," terang Putu.

Ia menjelaskan, pihaknya sudah mengambil sampel feces dan dikirim ke Labulatorium Veteriner di Banjarbaru untuk mengetahui lebih akurat penyebab penyakit yang menimpa ternak Kerbau Rawa di Paminggir.

Ditambahkan, guna lebih memastikan penyebab sakitnya ternak kerbau juga perlu diteliti bagian organ dalamnya.

Menurut Putu, pada tahun -tahun sebelumnya belum pernah terjadi ternak Kerbau Rawa sakit dengan gejala-gejala semacam ini. Biasanya yang banyak menyerang Kerbau Rawa adalah penyakit cacing hati dimana jika ternak sudah lemas karena penyakit ini maka sudah tidak bisa diobati lagi akibat kondisi hati dan perut kerbau yang mengalami kerusakan.

Sejak menerima laporan warga petugas peternakan bergerak cepat terjun kelapangan untuk mengetahui penyebab sakitnya ternak, membagikan obat-obatan dan vitamin kepada peternak.

Putu menghimbau agar peternakan memiliki persediaan obat, anti biotik dan vitamin untuk ternak mereka, karena Dinas Pertanian terbatas dalam memberikan bantuan obat dan vitamin.

"Sebagian peternak yang kami kunjungi mulai menyadari bahwa pencegahan dengan memberikan obat dan vitamin bagi ternak lebih menguntungkan, karena jika ternak sudah sakit seperti ini harga jual dipasar sangat murah dan merugikan peternak," katanya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017