Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 619 orang santri se- Provinsi Kalimantan Selatan mengikuti Musabaqaah Qira`atil Kutub (MQK) VI yang digelar Kanwil Kementerian Agama setempat dari 26-30 Agustus yang bertempat di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin.

Menurut Kepala Kanwil Kemenag Kalsel H Noor Fahmi saat digelarnya pembukaan secara resmi MQK VI di asrama haji, Minggu, semua Kanwil Kemenag di 13 kabupaten/kota mengirim peserta yang sudah lolos seleksi di masing-masing daerah untuk mengikuti perhelatan setiap dua tahun sekali ini.

"Jadi santri-santri ini akan diseleksi untuk menjadi perwakilan Kemenag Kalsel nantinya di MQK tingkat nasional di Jawa Tengah sekitar bulan Desember nanti," ujarnya.

Dikatakan dia, perkembangan pondok pesantren di Kalsel ini sangat pesat, hingga kegiatan semacam ini sebagai bentuk perhatian pemerintah melalui Kementerian Agama untuk terus melestarikan berlangsungnya di pesantren kegiatan baca tulis kitab kuning atau kitab gundul istilah di pesantren.

"Baca kitab kuning itukan khas di pondok pesantren, kegiatan ini diupayakan terus lestari salah satunya terus digelar lombanya untuk memotivasi anak-anak santri giat belajar," paparnya.

Diungkapkan Noor Fahmi, ada sebanyak 11 cabang lomba membaca kitab kuning dalam MQK VI ini, yakni, bidang Akhlak tingkat Ula, Wustha dan Ulya, bidang Tarikh, bidang Fiqh, bidang Nahw, bidang tauhid, bidang Tafsir, bidang Hadits, bidang Usul Fiqh, bidang Balaghah, bidang Ilmu Tafsir dan bidang Ilmu Hadits.

"Dalam bidang yang dilombakan ini akan ada debat, di mana akan ada yang berbahasa Arab dan Inggris," terangnya.

Menurut dia, kegiatan yang bertema "Dari Pesantren untuk Penguatan Karakter dan Keperibadian Bangsa" ini bertujuan mencetak generasi daerah yang ahli dalam membaca dan memahami isi dari kitab kuning tersebut agar bisa diamalkannya untuk kemaslahatan daerah dan negara.

Diutarakan Noor Fahmi, santri di Kalsel selalu bisa memberikan prestasi di tingkat nasional, tidak hanya dibidang baca tulis tentang kitab kuning ini, tapi juga dibidang lainnya.

"Karena pondok pesantren saat ini pelajarannya tidak melulu kitab kuning, tapi ada juga sain dan keahlian lainnya, bahkan berprestasi di bidang olahraga," paparnya.

Bagi dia, pondok pesantren banyak menelurkan tokoh bangsa, hingga keberadaan pondok pesantren ini harus terus dilestarikan untuk mencetak generasi yang islami, cerdas dan memiliki karakter untuk terus menjaga NKRI.

Dikatakan Noor Fahmi, ada ratusan pondok pesantren di Kalsel ini, semuanya tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini, hingga tidak ada kekhawatiran akan adanya gerakan santri yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan negara ini.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017