Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - DPRD Kalimantan Selatan berpendapat, sumber daya genetik lokal atau SDGL bisa menjadi tulang punggung pembangunan dan perbaikan perekonomian banua (daerah) setemat.


Pendapat itu menanggapi pemandangan Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Sahbirin Noor terhadap Raperda tentang Pengelolaan SDGL di provinsi tersebut disampaikan pada rapat paripurna DPRD setempat yang dipimpin ketuanya H Burhanuddin di Banjarmasin, Rabu.

Raperda tentang Pengelolaan SDGL tersebut merupakan inisiatif DPRD Kalsel atas usul Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan lembaga legislatif provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota itu.

"Oleh karena itu kami juga mengapresiasi dan berterima kasih terhadap dukungan atau sambutan positif Gubernur Kalsel terhadap Raperda tentang Pengelolaan SDGL," ujar DPRD provinsi setempat dalam tanggapan yang dibacakan wakil ketuanya H Hamsyuri.

Pasalnya Raperda tentang Pengelolaan SDGL itu nanti berkaitan ketahanan pangan yang merupakan sektor terpenting dalam pertanian, lanjut wakil rakyat Kalsel yang sebagian besar penduduk bermataperncaharian bertani tersebut.

Dalam Raperda tentang Pengelolaan SDGL tersebut, DPRD Kalsel berpendapat, melalui perbaikan genetik bahan tanaman dengan memanfaatkan sumber daya genetik yang beragam salah satu upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas pertanian.

Karenanya pula semua pihak agar bersama-sama menjaga, melindungi serta mengelola dengan baik dan benar sehingga meningkatkan nilai tambah, sebab SDGL Kalsel bernilai ekonomi tinggi, dan pada gilirannya mampu menjadi sumber pendapatan buat kesejahteraan masyarakat setempat.

DPRD Kalsel juga mengharapkan, provinsinya memiliki "database" (data dasar) lengkap terhadap SDGL, baik fauna (hewan) maupun flora (tumbuh-tumbuhan), terlebih SDGL yang terancam/hampir punah.

"Jangan sampai anak cucu orang-orang Banjar Kalsel khususnya tidak mengenal dan menikmati betapa harumnya buah kasturi (manggo vera dilmycia), serta tak pernah lagi menikmati lezat, empuk dan gurihnya burung belibis," demikian wakil rakyat provinsi setempat.

Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) merupakan sentra burung belibis Kalsel tempo dulu, namun kini mulai langka/terancam punah di alam bebas, kecuali belakangan ada usaha penangkaran sehingga satwa jenis unggas masih tetap bertahan, walau dengan jumlah terbatas.

Begitu pula pohon kasturi tempo dulu banyak terdapat di Kabupaten Banjar, Kalsel, tetapi belakangan mulai berkurang, karena penebangan, sementara usaha budidaya tanaman komoditi tersebut belum maksimal.

SDGL Kalsel yang cukup beragam dan memerlukan pengelolaan untuk fauna antara lain kerbau rawa, Itik Alabio, dan burung belibis, kesemuanya di HSU, serta satwa bekantan (kera hidung panjang/nasalis larvatus).

Berupa flora dari SDGL Kalsel antara lain kasturi dan beragam jenis mangga-manggaan (asam-asaman), varietas padi pasang surut, serta anggrek khas hutan Pegunungan Meratus.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017