Santri Darul Hijrah Paskibraka Di Istana Negara

Martapura, (Antaranews Kalsel) - Muhammad Ryan Hidayat santri dari Pondok Pesantren putra Cindai Alus Martapura Kabupaten Banjar terpilih menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara bersama 67 anggota lainnya dari seluruh provinsi Indonesia yang akan bertugas pada 17 Agustus 2017.

"Setelah terpilih mewakili sekolah, saya mengikuti seleksi tingkat kabupaten bersama 250 orang dari berbagai sekolah lain di Kabupaten Banjar, untuk menentukan enam orang ke seleksi tingkat propinsi,” tutur pemuda yang fasih berbahasa Inggris dan Arab ini.

Menurut Ryan keberhasilannya itu setelah melewati seleksi ketat mulai tingkat sekolah, seleksi tingkat kabupaten, seleksi tingkat propinsi untuk selanjutnya dipilih dua orang wakil dari Kalimantan Selatan yakni satu orang putra dan satu orang paskibraka putri yaitu Adelia Karenina Lestari dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Dia menambahkan menjadi salah seorang anggota Paskibraka saat Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus di Istana Negara tentunya menjadi kebanggaan bagi diri, keluarga bahkan namun juga daerah.

Putera pasangan Kifli dan Lilis Triase ini mengaku sangat bersyukur bisa terpilih dan berkesempatan mengkibarkan bendera pusaka di Istana Negara. Pelajar kelas 11 kelahiran Palangkaraya, 19 September 2001 ini mengaku semuanya tak diperoleh dengan mudah.

Ryan bersama 67 anggota Paskibraka lainnya dari seluruh propinsi, resmi menyandang tugas mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih di Istana Negara, setelah pada Selasa (15/8) kemarin dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan pada 17 Agustus 2017. Mereka dilatih dan menjalani karantina di PP PON, Cibubur, sejak Rabu (26/7).

"Menjadi Paskibraka bukan hanya soal kecakapan baris-berbaris, namun juga dinilai bagaimana sikap kita, adab, kebiasaan sehari-hari, mental, disiplin termasuk bagaimana ibadah sesuai keyakinan kita,” jelas penyuka olahraga sepakbola dan basket ini.

Pemuda yang bercita-cita menjadi polisi ini mengaku kebiasaannya sebagai santri pondok pesantren, sangat membantu dia dalam menjalani penilaian selama seleksi.

"Terima kasih kepada orang tua, keluarga, para ustadz, pelatih dan seluruh teman-teman yang mendukung saya selama ini,” ujarnya.

Dia berharap apa yang telah diraihnya bisa memotivasi para pelajar lainnya untuk juga bisa berprestasi, dengan berlatih meningkatkan disiplin, menguatkan mental dan berhati-hati dalam pergaulan. Terlebih kita sebagai pemuda dan pelajar jangan sampai terjerumus mempergunakan atau mengonsumsi narkoba, karena tidak ada gunanya dan merusak kesehatan pesan Ryan./f

 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017